Naskah Tim CFHC-IPE

i.underline

Community and Family Health Care Interprofessional Education (CFHC-IPE) adalah kegiatan longitudinal berbasis komunitas yang menjadi salah satu produk inovasi Fakultas Kedokteran UGM.  Kegiatan ini melibatkan mahasiswa S1 di Fakultas Kedokteran yang meliputi program studi pendidikan dokter, ilmu keperawatan dan gizi kesehatan. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan kesempatan dan melatih mahasiswa untuk berkolaborsi antar profesi dalam kegiatan pendampingan keluarga. Adapun pelaksanaanya adalah sejak mahasiswa semester pertama hingga semester tujuh.

Kegiatan Interprofesional Education atau IPE yang merupakan bagian dari CFHC-IPE adalah wahana pembelajaran sekaligus merupakan pembekalan bagi mahasiswa sebelum melakukan kegiatan profesinya dalam keluarga atau masyarakat. Kegiatan IPE melatih mahasiswa sejak dini untuk berkomunikasi dengan rekan profesi lain dalam menangani masalah kesehatan yang dihadapi dalam masyarakat. Kegiatan IPE tidak hanya membutuhkan pemahaman tetapi yang terpenting adalah implementasinya.

Program CFHC-IPE sejalan dengan mandat yang tertuang dalam Peraturan Pemenrintah No 67 tahun 2013 tentang Status Universitas Gadjah Mada yaitu peningkatan kualitas dan relevansi pendidikan tinggi yang adaptif dan responsive dalam memecahkan persoalan bangsa. Metode penyebarluasan ilmu pengetahuan melalui media merupakan hal yang sesuai dengan program IPE dan hal ini pun sejalan dengan nilai-nilai UGM sebagai kampus kebangsaan.

Dengan hibah film dokumenter ini, program IPE diharapkan dapat berkembang menjadi public goods sesuai dengan prinsip kanal pengetahuan dan menara ilmu yang dianut oleh UGM. Mahasiswa yang merupakan calon tenaga kesehatan dimanapun mereka menuntut ilmu (tidak hanya di UGM) dapat mengambil manfaat dari video ini sebagai bekal mereka menghadapi dunia kerja sebagai tenaga kesehatan.

Selain itu secara khusus juga, pembuatan film dokumenter tentang IPE ini juga dapat digunakan oleh tenaga pengajar sebagai media perkuliahan selain dari perkuliahan konvensional tatap muka di kelas. Diharapkan pula pembuatan video ini sebagai pemantik kreatifitas tenaga pengajar dalam menyajikan paparan ataupun materi yang akan diberikan kepada mahasiswa.

Fakultas Kedokteran UGM: Bersama Masyarakat Sleman Mendorong Pola Hidup Sehat
Pendidikan Interprofesi dalam Dunia Kesehatan

Plot cerita dimulai dari pengenalan pemirsa dengan mahasiswa yang akan melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di lokasi. Film mulai berkisah tentang kesibukan mahasiswa, kesan mahasiswa terhadap kegiatan dan bonding mahasiswa dengan kelompok kegiatan tersebut. Mahasiswa menceritakan kesulitan yang dihadapinya sembari mempersiapkan kegiatan bersama teman 1 kelompoknya. Film lalu mulai memotret perjalanan mahasiswa ke lokasi pengabdian masyarakat dan mendokumentasikan interaksi mahasiswa dengan masyarakat. Plot film mencapai klimaks ketika mahasiswa mulai mempersiapkan kegiatan dengan mengalami beberapa kesulitan, diantaranya sulitnya bertemu dosen pembimbing hingga mengatur jadwal bersama. Ketika acara berlangsung, mahasiswa menceritakan kesan dan hikmah yang didapatkan dalam kegiatan tersebut. Masyarakat juga diberikan kesempatan untuk berbagi kesan terhadap kegiatan yang baru saja dilaluinya

Pagi itu di Fakultas Kedokteran UGM, Andi, mahasiswa tahun 3 prodi kedokteran sedang duduk di pelataran gedung Radiopoetro. Hari ini ia memiliki janji bersama teman satu kelompoknya untuk membahas rencana kegiatan CFHC dan ke lapangan untuk melakukan penjajagan dan perkenalan dengan masyarakat. Sebenarnya Andi enggan melakukan kegiatan CFHC tersebut. Terbayang di ingatannya informasi kakak kelas yang menyatakan kegiatan CFHC yang membosankan dan tidak bermanfaat. Namun ia telah berjanji kepada ibunya untuk kuliah secara serius, sehingga ia harus menyelesaikan kuliah ini. Setelah beberapa menit menunggu, sahabatnya Arina dari prodi keperawatan dan Danu dari prodi gizi menghampirinya. Mereka meminta maaf karena terlambat dan bertiga mereka membicarakan kegiatan kuliah masing-masing yang mulai padat. Beberapa menit kemudian datanglah Ayu, tergopoh-gopoh dengan membawa beberapa alat dari lab gizi memohon maaf atas keterlambatannya karena praktikum di lab yang membutuhkan waktu lama.

Setelah seluruh anggota berkumpul, mereka mulai membicarakan hal yang akan mereka lakukan di lapangan hari ini. Mereka akan menemui beberapa kader untuk membicarakan kegiatan di lapangan mereka di daerah Ngaglik. Sekitar pukul 10.30 mereka berangkat ke lokasi. Perjalanan menempuh waktu 30 menit dengan kemacetan dan padatnya kondisi di jalan. Di lokasi, mereka disambut baik oleh kader. Kader menceritakan rencana kegiatan untuk mengembangkan posyandu lansia di daerahnya. Mahasiswa mencoba mendengarkan dan mencoba memberikan beberapa pendapat terkait hal tersebut. Kader mengusulkan diadakan kegiatan pembentukan kader lansia dengan acara jalan sehat minggu depan dan menanyakan bila mahasiswa dapat ikut untuk membantu kegiatan tersebut. Mahasiswa menyatakan akan berkonsultasi dengan dosen pembimbing terkait hal tersebut.

Tiga hari kemudian, Andi dan Ayu sedang makan di kantin sembari membicarakan pengalaman bertemu kader di lapangan. Andi telah mencoba menghubungi pembimbing, namun pembimbing belum memberikan respon, sementara Ayu telah dihubungi kader terkait kesiapan mahasiswa dalam kegiatan di lapangan. Datanglah Danu yang sejak mengunjungi kader tampak sangat bersemangat untuk melaksanakan kegiatan tersebut, mengajak timnya tetap melaksanakan kegiatan tanpa menunggu respon dari dosen pembimbing. Andi kurang berkenan dengan hal tersebut dan menyampaikan pertimbangannya terkait kemampuan dan kapasitas mereka yang masih belum memadai untuk memutuskan hal ini. Andi dan Ayu memutuskan untuk mendatangi dosen pembimbing untuk membicarakan hal ini.

Keesokan paginya, Andi sudah menunggu di depan ruangan dosen pembimbing. Ia menyibukkan diri dengan membaca dan mencari bahan untuk kegiatan tutorial blok siang hari nanti. Setelah menunggu 1 jam, dosen pembimbing tidak kunjung datang sementara Andi harus kuliah 30 menit kemudian. Ia mencoba menghubungi Danu, Ayu dan Arina untuk menggantikannya bertemu dengan pembimbing, namun ketiganya tidak bisa menggantikan. Di beberapa menit terakhir, Andi melihat seorang wanita keluar dari ruangan pembimbing dan ia mencoba menanyakan keberadaan pembimbingnya. Wanita tersebut menyatakan bahwa ia adalah asisten dari pembimbing dan memberitahukan bahwa pembimbing sedang ke luar negeri selama 3 hari. Ia lalu menanyakan maksud kedatangan Andi. Andi menceritakan alasannya menemui pembimbingnya tersebut. Asisten pembimbing lalu menyatakan akan mencoba menanyakan kepada dosen pembimbing terkait hal ini dan meminta nomor Andi untuk dihubungi sewaktu-waktu.

Keesokan harinya Andi dan Danu bertemu di tempat fotokopi. Danu menanyakan apakah ada hasil ketika Andi bertemu dengan dosen pembimbing. Ketika mengetahui belum ada kepastian, Danu mendorong Andi untuk tetap melaksanakan kegiatan di masyarakat, mengingat waktu yang tinggal 2 hari. Di tengah argumen tersebut asisten dosen pembimbing menghubungi Andi dan mengabarkan bahwa dosen pembimbing telah mengemail beberapa materi dan masukan pada Andi 2 hari yang lalu dan meminta Andi untuk mngeceknya. Andi dan Danu lalu mencoba membuka e-mail dan menemukan e-mail dari dosen pembimbing yang berisi beberapa materi yang dapat digunakan sebagai referensi dalam posyandu lansia. Selain itu, dosen pembimbing juga memberika masukan hal-hal yang harus dikerjakan tim dan menyatakan akan ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh Andi dan kawan-kawan. Merasa sangat terbantu, Andi lalu menghubungi teman kelompoknya dan meminta mereka mempersiapkan hal-hal yang disampaikan oleh dosen pembimbing.

Setelah berbagai persiapan dilakukan, tibalah hari pelaksanaan kegiatan. Andi dan kawan-kawan bersama dengan dosen pembimbing mendatangi lokasi. Sesuai panduan dari dosen pembimbing, Andi dan kawan-kawan mencoba mengajarkan senam pada beberapa lansia di daerah tersebut. Sementara dosen pembimbing memberikan beberapa materi terkait kesehatan lansia dan posyandu lansia. Kegiatan berjalan lancar dan memberikan animo yang baik di masyarakat. Di akhir, Andi akhirnya memahami bahwa niat yang baik akan memberikan hasil yang baik pula. Ia merasa puas ketika melihat kader sangat mengapresiasi kerja Andi dan kawan kawan, begitu pula dosen pembimbing. Masyarakat juga merasa terbantu dengan program ini dan menyampaikan kesannya terhadap program.

No Video Audio Narasumber Durasi
1 – Visual masyarakat antri di layanan kesehatan

– Visual cara masyarakat menyelesaikan masalah kesehatannya (pijat, koyok)

1. Keluhan kesehatan masyarakat (wawancara)

2. Cara masyarakat menyelesaikan masalah kesehatannya

1. Masyarakat dengan sosial ekonomi menengah ke bawah

2. Masyarakat dengan sosial ekonomi menengah ke atas

40’’
2 Text on screen

“38 juta orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit tidak menular, seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker dan diabetes (WHO, 2015)”

Background music 5’’
3 Visual masyarakat di layanan kesehatan Background music 5’’
4 Text on screen

– Data pengguna layanan kesehatan di Indonesia

– Data pengguna pengobatan tradisional

Background music 10’’
5 – Visual tenaga kesehatan di layanan kesehatan

– Visual mahasiswa kedokteran di lingkungan kampus

1. Harapan masyarakat terhadap dokter

2. Kebutuhan terhadap dokter keluarga

1. Masyarakat dengan sosial ekonomi menengah ke bawah

2. Masyarakat dengan sosial ekonomi menengah ke atas

10’’
6 Text on screen

– Data kebutuhan tenaga kesehatan di Indonesia

– Data dokter keluarga dan kebutuhan pemahaman kondisi lapangan sejak mahasiswa

Background music 5’’
7. Title Page

“Turun Gunung: Belajar dan Mengabdi bersama Masyarakat”

Background music 5’’
8 Kehidupan kampus mahasiswa FK UGM

– Overview kampus FK UGM

– Kesibukan mahasiswa: kegiatan perkuliahan di FK UGM (Prodi Kedokteran, Prodi Keperawatan, Prodi Gizi Kesehatan)

– Kesibukan mahasiswa: kegiatan kemahasiswaan

1. Gambaran kegiatan kampus bagi mahasiswa

2. Tantangan dan kesibukan yang dirasakan mahasiswa ketika menempuh pendidikan di FK UGM

3. Harapan ketika lulus dari pendidikan di FK

Mahasiswa S1 FK

– Stella

– Irfan

3’
9 Kegiatan mahasiswa bersama masyarakat

– Footage kegiatan PKM mahasiswa

– Footage kegiatan CFHC

1. Pendapat mahasiswa terhadap kegiatan di masyarakat

2. Pengalaman mahasiswa melakukan kegiatan di masyarakat

3. Kesan mahasiswa selama melakukan kegiatan di masyarakat

Mahasiswa S1 FK

– Stella

– Irfan

3’
10 Pengalaman mahasiswa dalam sebuah kegiatan bersama masyarakat (CFHC)

– Perjalanan ke lokasi masyarakat dampingan

– Interaksi mahasiswa dengan masyarakat

1. Mahasiswa menceritakan tentang kegiatan di masyarakat yang sedang dilakukan

2. Mahasiswa menceritakan karakter masyarakat yang didampingi

3. Pengalaman menarik yang dirasakan mahasiswa selama di lapangan

Mahasiswa S1 FK

– Stella

– Irfan

3’
11 Pandangan masyarakat desa dampingan terhadap kegiatan mahasiswa

– Kegiatan sehari-hari masyarakat

– Kegiatan yang dilakukan masyarakat untuk tetap sehat

1. Masalah kesehatan yang dialami masyarakat desa dampingan

2. Pengalaman masyarakat bersama mahasiswa

3. Kesan terhadap mahasiswa

Masyarakat di desa dampingan 3’
12 Kesan dan manfaat kegiatan di masyarakat

– Kegiatan yang dilakukan mahasiswa di tengah masyarakat

– Interaksi mahasiswa dgn masyarakat

1. Manfaat yang dirasakan masyarakat dan mahasiswa terhadap kegiatan bersama masyarakat

2. Kesan masyarakat dan mahasiswa terhadap kegiatan lapangan

1. Mahasiswa S1 FK

2. Masyarakat desa dampingan

3’
13 Penutup: Text on the screen

– Overview CFHC (jumlah dusun yang dibina, jumlah mahasiswa yang diterjunkan)

– Tujuan CFHC

– Perkembangan CFHC

Background: Dokumentasi kegiatan CFHC bersama masyarakat

Background music 15’’
14 Credit title Background music 15’’
Total 15’

Film dimulai dari kegiatan kuliah di kampus yang dialami oleh 3 karakter utama, yaitu mahasiswa kedokteran, mahasiswa keperawatan dan mahasiswa gizi. Kegiatan kampus dan diskusi 3 karakter utama mengenai kegiatan antar prodi menjadi babak awal yang membuka alur ke dalam dunia kerja. Pada dunia kerja, ketiga mahasiswa tersebut bekerja di dalam sebuah rumah sakit yang sama. Mereka sedang menangani pasien chronic kidney disease. Cerita dibuka dengan kondisi pasien yang sudah melemah dan tidak mau makan. Karakter ahli gizi melihat hal ini dan mencoba mendiskusikan hal yang perlu dilakukan untuk menangani pasien tersebut bersama karakter dokter dan perawat. Diskusi ini menjadi babak ketika argumen dan konflik mulai muncul. Pemirsa diajak untuk melihat bagaimana ketiga karakter mencoba menyelesaikan konflik dan memikirkan hal yang terbaik untuk pasien. Di akhir video, ketiga karakter mencoba menyampaikan hikmah dan kesan atas pengalaman menangani pasien tersebut.

Pagi itu, Dita, mahasiswa prodi kedokteran di semester 5, baru saja mengikuti perkuliahan di gedung auditorium FK terkait kegiatan CFHC. Di depan auditorium, ia menceritakan kesannya mengikuti kegiatan CFHC tersebut dengan teman dekatnya di prodi lain yaitu Erik dari prodi keperawatan dan Via dari prodi gizi kesehatan. Mereka sampai pada kesimpulan bahwa kegiatan ini kurang bermanfaat, toh, saat bekerja nanti mereka akan jarang bertemu dan melakukan pekerjaan dengan profesi masing-masing. Mereka memutuskan akan berusaha menyelesaikan kegiatan CFHC semampunya, asalkan mendapat nilai yang baik.

Sepuluh tahun kemudian, Dita telah menjadi dokter di sebuah rumah sakit swasta di Yogyakarta. Erik dan Via ternyata juga bekerja di rumah sakit yang sama. Mereka mengerjakan pekerjaan sehari-hari dan jarang bertemu. Via saat ini sedang menangani pasien bernama Bapak Anto. Ia mengalami chronic kidney disease (CKD) dan telah dirawat di rumah sakit tersebut selama 1 bulan. Siang itu, Via mengunjungi Bapak Anto untuk memonitor keadaan Pak Anto dan pendapatnya atas menu yang telah disiapkan. Dari pengamatan Via, kondisi Pak Anto telah parah. Beliau mengalami odema di bagian perut dan mengalami pembengkakan di bagian muka. Keluarga pak Anto menyampaikan bahwa Pak Anto enggan makan. Via mendorong Pak Anto untuk makan dan menyatakan bahwa ia telah menyiapkan menu yang disukai oleh beliau, yaitu bola-bola daging dan sayur sop sembari menyodorkan baki yang berisi nasi bubur, 2 buah bola daging, semangkuk sayur sop dan segelas air putih. Pak Anto lalu mencoba makan, namun setelah 2 suap ia sudah enggan makan. Via merasa hal ini akan semakin memperparah kondisi Pak Anto. Via lalu mencoba menanyakan siapa dokter yang menangani Pak Anto sekarang mengingat dokter sebelumnya telah pindah ke luar kota. Keluarga pasien menceritakan bahwa dokter yang menangani Pak Anto saat ini adalah dokter yang baru masuk rumah sakit tersebut, yaitu dokter Dita.

Hari itu juga, Via mencoba mencari dokter Dita. Ketika masuk ke ruangan, ia kaget melihat bahwa dokter Dita yang dimaksud adalah temannya semasa kuliah. Setelah menanyakan kabar, Via lalu menceritakan kondisi Pak Anto dan kekhawatirannya akan proses penyembuhan beliau. Dita juga mengalami kekhawatiran yang sama dan sejak kemarin ingin bertemu dengan ahli gizi di rumah sakit tersebut namun belum ada waktu karena padatnya kesibukan. Dita lalu mencoba membuka rekam medis dari Pak Anto dan menilai kondisinya. Ia menyatakan bahwa respon susah makan dapat dimaklumi mengingat kondisi CKD pak Anto yang sudah cukup parah. Via menanyakan tentang keputusan Dita untuk memberikan infus glucose dan ia menjelaskan bahwa hal tersebut wajar dilakukan karena per lini. Via lalu mengusulkan untuk memberikan susu saja pada Pak Anto mengingat kondisinya yang susah menelan. Dita kurang yakin atas hal tersebut dan menurutnya lebih baik dibicarakan dengan perawat yang menangani Pak Anto, mengingat beliau memiliki odema.

Via dan Dita mencoba menemui perawat yang menangani Pak Anto. Dita kaget ketika bertemu dengan perawat tersebut, karena ia adalah Erik, temannya semasa kuliah dan saat ini telah menikah dengan Via. Erik juga tampak kaget karena sudah sangat lama tidak bertemu dengan Dita. Mereka lalu mendiskusikan permasalahan Pak Anto. Dita yang sejak kuliah selalu kurang cocok dengan keputusan Erik, selalu menyanggah apa yang disampaikan oleh Erik. Via mencoba menengahi dan menjelaskan kembali maksud dari Erik sehingga diskusi dapat berjalan dan membahas hal yang paling pokok, yaitu kesembuhan Pak Anto. Dalam hati, Via tiba-tiba mengingat apa yang terjadi selama program CFHC saat kuliah dulu. Diskusi selalu berhenti pada pola yang sama, argument antara Dita dan Erik dan Via sebagai penengah. Di akhir diskusi, Via mencoba mengingatkan kedua temannya tersebut tentang pengalaman mereka yang serupa saat kuliah S1 dulu. Meskipun mereka merasa program CFHC tidak ada manfaat, akhirnya mereka tetap melakukan yang terbaik untuk keluarga yang mereka bina. Hal ini direfleksikan juga oleh Dita dan Erik. Mereka sampai pada kesimpulan bahwa hal program tersebut mengajari mereka banyak hal, diantaranya proses diskusi antar profesi, tugas dan tanggungjawab masing-masing profesi dan utamanya cara berkomunikasi sesame kolega. Erik juga merasakan hal yang sama, dan menyatakan bahwa Dita sudah banyak berubah.

Pada akhirnya, mereka berupaya menemukan jalan terbaik untuk Pak Anto. Mereka bersama-sama mencari literature sesuai keahlian masing-masing yang dapat memberikan pencerahan terkait hal yang harus dilakukan dengan Pak Anto. Di akhir video, dibuatlah rencana yang komprehensif dari sisi dokter, perawat dan ahli gizi untuk proses penyembuhan Pak Anto.

No Video Audio Narasumber Durasi
1 Visual kesibukan dokter, perawat dan ahli gizi di sebuah layanan kesehatan 1. Permasalahan kesehatan semakin kompleks

2. Kebutuhan akan tenaga kesehatan yang professional semakin tinggi

3. Permasalahan yang sering muncul di institusi kesehatan saat menangani kasus

4. Pandangan pasien tentang pelayanan dokter, perawat dan ahli gizi di layanan kesehatan

5. Kebutuhan akan kerjasama interprofesi

1. Dokter layanan primer

2. Perawat di sebuah rumah sakit di Yogyakarta

3. Ahli gizi di Yogyakarta

4. Pasien/mantan pasien di layanan kesehatan di Yogyakarta

30’’
2 Title Page

“Di balik Layar: Kerja sama di balik Penanganan Pasien”

Background music 5’’
3 Rekayasa adegan

– Pasien CKD bersama keluarga di sebuah kamar sederhana sebuah rumah sakit

– Pasien mengalami odema di bagian perut

– Pasien mendapat visitasi ahli gizi dan asistenya

1. Keluh kesah keluarga terhadap kondisi pasien

2. Ahli gizi menanyakan selera makan pasien

3. Ahli gizi memberikan pemahaman dan edukasi pada pasien dan keluarganya tentang kondisi pasien

Pemeran:

1. Ahli gizi

2. Asisten ahli gizi

3. Pasien

4. Istri pasien

5. Anak pasien

3’
4 Rekayasa adegan

– Ahli gizi berdiskusi dengan dokter

– Rekam medik dan history pasien

1. Pendapat ahli gizi bahwa kondisi pasien sudah kurang memungkinkan untuk makan secara normal

2. Solusi yang disarankan adalah menambahkan cairan sebagai bahan makan

3. Dokter menyarankan untuk berkonsultasi dengan perawat

Pemeran:

1. Ahli gizi

2. Asisten ahli gizi

3. Dokter

3’
5 Rekayasa adegan

– Diskusi dokter, ahli gizi dan perawat tentang kondisi pasien CKD

– Setting: ruangan dokter

1. Perbedaan pendapat antara dokter dan perawat terkait penanganan pasien

2. Ahli gizi berupaya menengahi dan mencari solusi yang sesuai untuk pasien

3. Penarikan solusi bersama oleh ketiga profesi

Pemeran:

1. Ahli gizi

2. Perawat

3. Dokter

3’
6 Inter profesional collaboration

– Kolaborasi dokter dan tenaga kesehatan lain di sebuah layanan kesehatan

1. Pengertian interprofesional collaboration

2. Ciri-ciri interprofessional collaboration

Prof. dr. Ova. Emilia, SpOG(K), M.Med.Ed., PhD

(Dekan Fakultas Kedokteran UGM)

30’’
7 – Visual kegiatan mahasiswa dalam kampus

– Visual kegiatan bonding nakes di layanan kesehatan

Kiat-kiat membangun interprofessional collaboration 1. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed, Ph.D

(Ahli Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran UGM)

2. Direktur Rumah Sakit

15’’
8 Visual penanganan pasien oleh berbagai tenaga kesehatan 1. Manfaat yang dirasakan pasien atas interprofessional collaboration

2. Pengalaman dan manfaat yang dirasakan tenaga kesehatan atas interprofessional collaboration

1. Pasien/mantan pasien

2. Dokter rumah sakit

3. Perawat rumah sakit

4. Ahli gizi rumah sakit

15’’
9 Credit title Background music 15’’
Total 11’

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply

Your email address will not be published.