[info_post_meta]

Seminar dan Workshop Etika Klinis

Kerja sama antara
Harvard Medical School – United State dan Pusat Kajian Bioetika dan Humaniora Kedokteran
FK UGM – Indonesia

i.underline

 Pendahuluan

Sistem pelayanan dan pembiayaan kesehatan di Indonesia, mulai tahun 2014 telah memasuki era baru, yaitu era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). System kesehatan ini telah merubah banyak hal dan cara tentang bagaimana tenaga kesehatan memberikan pelayanannya. System ini diyakini akan mampu memberikan rasa keadilan yang lebih baik bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama bagi masyarakat rentan (vulnerable population). Pembayaran premi oleh pemerintah bagi masyarakat miskin “yang memenuhi syarat” adalah bentuk perlindungan terhadap hak kesehatan bagi seluruh warga negara. Syarat yang harus dipenuhi dalam hal ini adalah persyaratan kependudukan –yang sayangnya- tidak semua warga masyarakat memilikinya. Anak jalanan, waria, tuna wisma, gelandangan dengan gangguan jiwa, dan masyarakat terpinggirkan lainnya tidak memiliki persyaratan administrasi tersebut sehingga tidak dapat menerima pelayanan BPJS meskipun secara jelas mereka adalah orang Indonesia. Bagaimana BPJS akan memperlakukan golongan masyarakat rentan yang terpinggirkan tersebut saat semua jaminan kesehatan disatukan dalam pengelolaannya? Apakah persyaratan administrasi yang sama akan diberlakukan? Jika tidak, bagaimanakah system pelayanan kepada masyarakat rentan tersebut akan diberikan?

Pelaksanaan JKN tidak hanya merubah system pemberian layanan, tetapi juga merubah cara pandang dan mindset para pemberi layanan kesehatan. Jika dahulu, hubungan dokter-pasien terputus saat pasien tidak mampu “membeli” layanan, saat ini factor ketidakmampuan bayar tersebut hilang dengan adanya BPJS. Pada situasi seperti ini, maka dokter dan pihak Rumah Sakit-lah yang kemudian harus mengambil keputusan apakah tindakan-tindakan medis yang menghabiskan sumber daya tanpa adanya harapan kesembuhan terus dilakukan ataukah tidak. Pada kondisi inilah dibutuhkan kemampuan untuk berargumentasi secara klinis dan moral. Pertimbangan klinis penting bagi dokter untuk dapat menjalankan praktik sesuai keilmuan yang mutakhir serta sejalan dengan Standar Pelayanan Medis, sedangkan pertimbangan etika klinis penting untuk memastikan bahwa tindakan yang dilakukan tidak melanggar nilai luhur profesi dan selalu mengedepankan harkat dan martabat kemanusiaan. Hal inilah yang mendasari pentingnya kemampuan etika klinis bagi para dokter dan tenaga kesehatan lainnya.

Kompetensi etika klinis saat ini telah menjadi bagian integral dari pendidikan kedokteran di Indonesia. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) UGM telah menyadari pentingnya ilmu Bioetika Kedokteran/Kesehatan dan bahkan telah menjadi trend setter bagi pendidikan Bioetika di Indonesia. Fungsi tersebut dijalankan oleh Pusat Kajian Bioetika dan Humaniora Kedokteran (Center for Bioethics and Medical Humanities/CBMH). Melalui kerja sama ditingkat nasional dan internasional, CBMH terus mengembangkan kapasitas dan menunjukkan dedikasinya bagi pengembangan ilmu Bioetika dan penerapannya dalam pendidikan, pelayanan kesehatan, dan penelitian.

Pada kesempatan kali ini, CBMH bersama dengan Harvard Medical School (HMS) kembali bekerja sama untuk menyelenggarakan Konferensi dan Workshop dengan tema “Ethics for the Vulnerable” (Etika terhadap masyarakat rentan). Tema ini dipandang sangat penting untuk dibahas dalam era Jaminan Kesehatan Masyarakat (JKN) saat ini. Untuk itu, kami mengundang seluruh pihak yang terkait untuk membicarakan tema tersebut dan melatih diri untuk melakukan praktik kedokteran dan kesehatan secara lebih professional dan beretika.

 Nama, Waktu, dan Tempat Kegiatan

Kegiatan ini dibagi menjadi 2 kegiatan utama, yaitu International Conference on Ethics for the Vulnerable yang akan diselenggarakan pada tanggal 3 Januari 2018 dan bersifat terbuka untuk umum; dan acara Workshop Etika Klinis (4-5 Januari 2018) yang akan diselenggarakan secara lebih terbatas (hanya untuk tenaga kesehatan dengan kapasitas maksimal 60 orang). Acara tanggal 3 januari akan diadakan di Auditorium FKKMK UGM dan untuk Workshop selanjutnya akan diadakan di Jogja Plaza Hotel (JPH), Jogjakarta.

 Tujuan Kegiatan

Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk:

  1. Meningkatkan kesadaran masyarakat luas tentang kesehatan sebagai bagian dari hak sebagai warga negara
  2. Meningkatkan kualitas penanganan masalah atau dilemma etik dalam pelayanan kesehatan
  3. Meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan Indonesia dalam bidang etika klinis
  4. Meningkatkan kualitas layanan kesehatan secara komprehensif

 Penyelenggara

Acara ini diselenggarakan oleh Pusat Kajian Bioetika dan Humaniora Kedokteran, FKKMK UGM bekerja sama dengan Harvard Medical School (HMS), Amerika Serikat.

 Peserta

Acara Konferensi tersebut diharapkan untuk dapat diikuti oleh peserta umum, baik dari kalangan kesehatan, institusi pendidikan kesehatan, institusi pelayanan kesehatan, serta masyarakat umum yang tertarik pada bidang tersebut. Untuk acara workshop, peserta akan lebih dikhususnya bagi tenaga kesehatan, dan diutamakan adalah pendidik di institusi pendidikan kesehatan dan komite etik rumah sakit.

 Agenda

DAY 1: Wednesday, 3 january 2018 Conference on “Ethics for the Vulnerable”

Time Sessions
08.00 60’ Participants registration, morning Coffee/Tea
09.00 10’ Opening Ceremony – Rector of UGM
09.10 30’ Keynote Speech:

Capacity Building in Bioethics

Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, MSc., PhD

09.40 30’ Keynote Speech:

Health and Universal Health Care as Human Rights in the Context of Vulnerable Population

Prof. Dr. dr. Fachmi Idris, M.Kes (Director of BPJS)

10.10 Session 1: Care for the Vulnerable

Moderator: Prof. Byron Good, PhD, BD

30’

30’

Speakers:

·      Challenges in Providing Care for Street Based Population

dr. Yanri Wijayanti Subroto, PhD, Sp.PD

·      Caring for the most vulnerable: When principles fall short

Jolion McGreevy, MD, MPH, MBE, MST

20’ Discussion
11.30 Session 2: Ethical Practices with Vulnerable Population

Moderator: Prof. Mary Jo Good, PhD

30’

30’

Speakers:

·       Research with Vulnerable Population: Lesson Learnt from Diarrhea Research with Children

Prof. dr. Yati Soenarto, Sp.A(K), PhD

·      Challenges in Psychiatric Ethics

Rebecca Brendel, JD, MD

20’ Discussion
12.50 60’ Lunch break
13.50 Session 3: Promoting Bioethics

Moderator: Dr. CB Kusmaryanto, SCJ

30’

30’

Speakers:

·      Using Bioethics in Public Policy

Prof. Dr. dr. Agus Purwodianto, DFM, SH, M.Si, Sp.F(K)

·      Engaging the Public in Bioethics

Christine Mitchell, RN, MS, MTS, FAAN

20’ Discussion
15.10 10’ Closing

DAY 2-3: Thursday – Friday, 4-5 January 2018 Intensive Workshop on Clinical Ethics

Time Sessions
Thursday, 4th January 2018
08.00 30’ Registration
08.30 30’ Welcome and Introductions

Dean of the Faculty of Medicine, UGM

09.00 60’ Moral Reasoning and Methods of Ethical Analysis

Moderator: Christine Mitchell

·         Principlism (Christine Mitchell)

·         Consequentialism (Jolion McGreevy)

·         Virtue Ethics (Rebecca Brendel)

·         Casuistry (Christine Mitchell)

·         Feminist Ethics (Rebecca Brendel)

                 

·         Narrative Ethics (Jolion McGreevy)

10.00 40’

20’

Limitations of Moral Reasoning and Methods of Ethical Analysis

(Rebecca Brendel)

Discussion Moderated by Wika Hartanti

11.00 15’ Coffee/Tea break
11.30 10’

10’

10’

Ethical case study from clinical practice in Indonesia

Moderator: Prof. Soenarto Sastrowijoto

·         Case of Conjoint Twin Craniopagus – Nurnaningsih

·         Case of Palliative care for pediatric cancer patient – Srimulatsih

·         Case of Medical insurance scheme affecting ethical practice – Nur Azid

12.10 60’ Lunch break
13.10 90’ [Concurrent/Parallel] Small Group Discussion of Selected Indonesia Case

·         Group 1: Conjoint Twin Craniopagus            

Moderated by Jolion and Yati Soenarto/Endro Basuki/Nurnaningsih

·         Group 2: Palliative care for pediatric cancer patient

Moderated by Christine and Srimulatsih

·         Group 3: Case of medical insurance scheme affecting ethical practice

Moderated by Rebecca and Nur Azid M

14.40 10’ Coffee/Tea break
14.50 60’ [Plenary] Report back from small groups and discussion

Moderator: Prof. Sofia Mubarika

15.50 30’

20’

Religion, culture and medicine: Their implication for clinical practice?

(Prof.Shafaatun Almirzana)

Discussion Moderated by Wika Hartanti

16.40 Closing
Time Sessions
Friday, 5th January 2018
08.00 60’ Participants registration
09.00 40’

20’

Fast Ethics—How to make good decisions in emergencies

(Jolion McGreevy)

Discussion Moderated by Nur Azid M

10.00 15’ Coffee/Tea break
10.15 20’

20’

20’

Clinical Ethics Consultation: Standards and Strategies

Approaches in the US    (Christine Mitchell)

Approaches in Indonesia (Dr. Sudiharto, Neuro Surgeon)

Discussion Moderated by: Prof. Ova Emilia

11.15 Friday Prayer and Lunch
13.00 20’

20’

Gap between ethical decision and practice: Who pulls the plug?

·         Dr. Bambang Suryono, Anesthesiologist

·         Christine Mitchell    

13.40 20’ Mediating Disagreements and Dealing with Moral Distress

(Jolion McGreevy)

14.00 20’ Ethical Concerns in Medically Assisted Dying

(Rebecca Brendel)

14.20 30’ Discussion Moderated by: Prof. Hardyanto
14.50 60’ [Concurrent/Parallel] Challenges in practicing ethics:

·      Group 1: Mental health   

Discussant: Rebecca Brendel, Carla Raimonda

·      Group 2: Maternal and child health

Discussant: Christine Mitchell, Agung Dewanto, Retno Palupi

·      Group 3: Medical futility        

Discussant: Jolion McGreevy, Srimulatsih

15.50 30’ [Plenary] Report back from small groups and discussion

Moderator: Prof. Byron Good

16.20 Closing