Situasi Lupus di Indonesia

Lupus Eritematosus Sistemik (LES) atau Systemic Lupus Erythematosus atau  yang lebih dikenal dengan penyakit seribu wajah merupakan penyakit inflamasi autoimun kronis yang belum diketahui dengan pasti penyebabnya. Penyakit autoimun adalah istilah yang digunakan saat sistem imunitas atau kekebalan tubuh seseorang menyerang tubuhnya sendiri. Sistem kekebalan tubuh penderita lupus akan menyerang sel, jaringan dan organ yang sehat. sistem kekebalan tubuh akan mengalami kehilangan kemampuan untuk melihat perbedaan antara substansi asing (no-self) dengan sel dan jaringan tubuh sendiri (self).

Manifestasi penyakit LES sangat luas, meliputi keterlibatan kulit dan mukosa, sendi, darah, jantung, paru, ginjal, susunan saraf pusat dan sistem imun, sehingga memerlukan pengobatan yang lama dan seumur hidup. Beberapa faktor resiko penyakit LES adalah:

  1. Faktor genetik: diketahui sekitar 7% pasien LES memiliki keluarga dekat (orang tua atau saudara kandung) yang juga terdiagnosis LES
  2. Faktor lingkungan yang merupakan factor pemicu timbulnya LES: infeksi, stres, makanan, antibiotik (khususnya kelompok sulfa dan penisilin), cahaya ultraviolet (matahari) dan penggunaan obat-obat tertentu, merokok, paparan Kristal silica.
  3. Faktor hormonal: perempuan lebih sering terkena penyakit LES dibandingkan laki-laki. Meningkatnya angka pertumbuhan penyakit LES sebelum periode mestruasi atau selama kehamilan mendukung dugaan bahwa hormon, khususnya estrogen menjadi pencetus penyakit LES. Namun, hingga saat ini belum diketahui secara pasti peran hormon yang menjadi penyebab besarnya prevalensi LES pada perempuan (periode tertentu)

Data prevalensi di setiap negara berbeda-beda. Suatu studi sistemik di Asia Pasifik memperlihatkan data insidensi sebesar 0,9 – 3,1 per 100.000 populasi/tahun. Prevalensi kasar sebesar 4,5 – 45,3 per 100.000 populasi.

The Lupus Foundation of America memperkirakan sekitar 1,5 juta kasus terjadi di Amerika dan setidaknya terjadi lima juta kasus di dunia. Setiap tahun diperkirakan terjadi sekitar 16 ribu kasus baru Lupus. Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mencatat jumlah penderita Lupus di seluruh dunia dewasa ini mencapai lima juta orang. Sebagian besar dari mereka adalah perempuan usia produktif dan setiap tahun ditemukan lebih dari 100 ribu penderita baru.

Di Indonesia, jumlah penderita penyakit Lupus secara tepat belum diketahui. Prevalensi Systemic Lupus Erythematosus (SLE) di masyarakat berdasarkan survei yang dilakukan Prof. Handono Kalim, dkk di Malang memperlihatkan angka sebesar0,5% tehadap total populasi.

Berdasarkan data Sistem Informasi  Rumah Sakit (SIRS) online, pada 2016 terdapat 858 rumah sakit yang melaporkan datanya. Jumlah ini meningkat dari dua tahun sebelumnya.

Berdasarkan rumah sakit yang melaporkan datanya pada  2016 diketahui bahwa terdapat 2.166 pasien rawat inap yang didiagnosis penyakit lupus, dengan 550 pasien diantaranya meninggal dunia. Jumlah kasus Lupus pada 2016 meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan 2014, yaitu sebanyak 1.169 kasus. Jumlah kematian akibat Lupus pada pasien rawat inap di rumah sakit juga meningkat tinggi dibandingkan tahun 2014.  Tingginya kematian akibat lupus ini perlu mendapat perhatian khusus karena sekitar 25% dari pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia pada2016 berujung pada kematian (LH).

SELENGKAPNYA