The 2nd Indonesia Health Economics Association Congress
“Health Financing and Economics of nutrition”

Reportase Hari Kedua InaHEA 2015:

Keynote Speech (Minister of Finance)

 

Jakarta, 9 April 2015

i.underline

Reporter: Budi Eko S

mentri_keuangan

Seperti halnya plenary di hari pertama InaHEA, sesi awal di hari kedua diawali dengan keynote speech yang kali ini disampaikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia, Bambang Permadi Brojonegoro. Bambang mengawali paparan mengenai kondisi anggaran dan perekonomian di Indonesia, terutama untuk sektor kesehatan. “Di balik pelayanan yang bermutu, perlu adanya sumber daya yang baik”, merupakan salah satu pernyataan dari Bambang dalam menyikapi penyelenggaraan program JKN di Indonesia.

“Ada cost, ada revenue” adalah pernyataan yang juga dipaparkannya bahwa sangat penting untuk menjaga keberlangsungan revenue collection atau fund accumulation dalam menjalankan fungsi sistem pembiayaan kesehatan. Kondisi politik negara juga sangat berpengaruh, contohnya social health insurance di beberapa negara, salah satunya Obama Care di Amerika. Beberapa negara bahkan siap berhutang demi menjaga keberlangsungan universal health coverage bagi masyarakat.

Sustainability sistem jaminan sosial nasional sangat kritikal, terlebih dampak kesehatan secara langsung dapat dirasakan oleh masyarakat. Apa JKN dapat sustain? Bagaimana caranya? merupakan beberapa pertanyaan yang diharapkan dapat mendapatkan kontribusi dari InaHEA. Risiko fiskal pun akan terjadi ketika BPJS Kesehatan hanya berpangku pada ketersediaan dana talangan dari pemerintah. Seyogyanya ketika dana PBI defisit karena utilisasi tinggi, disubsisi oleh peserta mandiri, bukan justru sebaliknya.

“Negara yang maju memerlukan masyarakat yang sehat dan JKN is not selling insurance” juga merupakan pertanyaan yang disampaikan oleh Bapak Bambang. Bambang juga menekankan bahwa insurance effect pada tahun pertama masih wajar. Namun, keberlangsungan program JKN ke depannya harus senantiasa diperhatikan.

Unduh Materi