Latar belakang
Stunting merupakan masalah prioritas kesehatan yang belum terselesaikan di Indonesia. Berdasar data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) tahun 2021, prevalensi stunting saat ini masih berada pada angka 24,4 persen atau 5,33 juta balita. Prevalensi stunting ini telah mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah menargetkan penurunan angka stunting sampai 14 % di tahun 2024, yang artinya penurunan angka kejadian stunting sebaiknya sekitar 3 % pertahun1. Survei Status GiziIndonesia 2021 [SSGI 21] yang dilakukan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia lebih baik dibandingkan Myanmar (35%), namun masih lebih tinggi dari Vietnam (23%), Malaysia (17%), Thailand (16%) dan Singapura (4%]2.
Peran perempuan dalam menurunkan prevalensi stunting sangat penting sebab perempuan memiliki peran sentral dalam keluarga yaitu sebagai istri dan ibu dalam rumah tangga. PeranPerempuan sebagai ibu dimulai saat ia berusia remaja. Status kesehatan remaja dengan anemia berpeluang menderita anemia saat hamil. Padahal, saat hamil dibutuhkan gizi yang lebih tinggi sehingga jika tidak ditangani akan berisiko terjadinya pendarahan saat persalinan, bayiberat badan lahir rendah, serta melahirkan bayi stunting3. Selain itu, pasca melahirkan perempuan memegang peranan penting memberikan asupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan. Paparan tersebut memperlihatkan pentingnya peran perempuan dalam pengetahuan stunting mampu menurunkan risiko terjadinya stunting. Di sisi lain, juga memperlihatkan pentingnya perempuan mendapatkan akses dalam kesehatan, kesejahteraan di tempat kerja, pendapatan, nutrisi dan gizi, serta jaminan sosial.
Begitu banyaknya peran yang disandang perempuan, memperlihatkan pentingnya menjaga kesehatan perempuan baik secara fisik, mental, maupun sosial. Perempuan Indonesia yang berdaya guna memberikan perempuan peluang karir dan posisi sentral yang strategis dalam pengembangan serta perbaikan negara Indonesia terutama di bidang kesehatan. Peran penting perempuan dalam bidang kesehatan, salah satunya terkait stunting. Isu stunting menjadi prioritas utama di Indonesia sebab mempengaruhi stabilitas negara baik di bidang kesehatan, sosial, maupun ekonomi. Anak yang mengalami stunting memiliki risiko kesehatan buruk di masa dewasa, juga berpeluang memiliki karir yang kurang baik, sehingga menyebabkan penurunan ekonomi negara.
Keluarga Alumni Gadjah Mada Kedokteran bekerja sama dengan Pusat Perilaku dan Promosi Kesehatan FK-KMK UGM, dan Alumni Kedokteran Angkatan 86 dalam rangka UGM pengabdian kepada masyarakat menggelar acara talk show menggalang peran perempuan dalam keluarga dalam upaya pencegahan dan penurunan prevalensi stunting.
1 https://www.kemenkopmk.go.id/kejar-target-tahun-prevalensi-stunting-harus-turun-3-persen
2 https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20211227/4339063/penurunan- prevalensi-stunting-tahun- 2021-sebagai-modal-menuju-generasi-emas-indonesia-2045/
3https://www.kemenkopmk.go.id/anemia-pada-remaja-putri-berisiko-tingkatkan-stunting
Tujuan Kegiatan
-
Menyajikan pentingnya upaya lintas disiplin dalam percepatan penurunan prevalensi stunting di Indonesia
-
Menyajikan tindakan pencegahan stunting ditinjau dari masa kehamilan dan tumbuh kembang anak, pemenuhan kebutuhan dan keanekaragaman bahan pangan, sosial budaya, kebijakan bidang kesehatan
-
Menyajikan informasi dan mencari rencana strategis terkait upaya penggalangan peran ibu dalam pencegahan dan penurunan stunting.
Pembukaan
Sambutan dari Dekan FK-KMK UGM
Prof. dr. Ova Emilia, MMedEd,PhD, SpOG(K)
Sesi Keynote
Strategi Nasional dalam Upaya Percepatan Pencegahan dan Penurunan Angka Stunting Secara Multidisipliner dan Lintas Sektor
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
Dr (HC) dr. H. Hasto Wardoyo,Sp.OG(K)
Sesi Bincang-Bincang
Peran Perempuan Dalam Masa Hamil untuk Mencegah Terjadinya Stunting
Dekan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM
Prof. dr. Ova Emilia, MMedEd,PhD, SpOG(K)
Mencegah Stunting Dalam Masa Tumbuh Kembang Anak
Direktur Eksekutif AHS UGM
dr. Mei Neni Sitaresmi, PhD,Sp.A(K)
Ketersediaan dan Keanekaragaman Pangan Untuk Mencegah Stunting
Kepala Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM
Prof. Dr. Ir. Endang S. Rahayu,MS
Menggalang Peran Perempuan di Masyarakat untuk Mencegah dan Menurunkan Kejadian Stunting
Staf Ahli Pusat Studi PerempuanUGM dan Staf Pengajar FIB UGM
Prof. Dr. Wening Udasmoro, S.S, M.Hum, DEA
Implementasi Kebijakan Kesehatan Ibu dan Anak dalam Penurunan Prevalensi Stunting
Sfaf Ahli Gubernur DIY bidang Sosial Budaya dan Kemasyarakatan
dr. Etty Kumolowati, M.Kes.