Latar Belakang
Indonesia masih berjuang dalam menyelesaikan permasalahan gizi ganda atau double burden of nutrition. Permasalahan ini berupa angka gizi kurang dan gizi buruk yang masih tinggi bersamaan dengan meningkatnya angka obesitas. Berdasarkan Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) 2018, prevalensi stunting di Indonesia sebesar 30,8% dan wasting (kurus) pada balita sebesar 10,2%. Meskipun angka stunting telah turun dari 37,2% pada Riskesdas 2013 menuju 30,8% di tahun 2018, penurunannya dinilai belum signifikan. Angka ini masih tergolong tinggi mengingat WHO menetapkan batas prevalensi gizi buruk di angka 20% serta penuntasan stunting termasuk dalam salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs) poin kedua, yaitu ‘zero hunger’ atau nol kelaparan yang ditargetkan bisa selesai teratasi pada tahun 2030 mendatang. Sedangkan angka obesitas pada orang dewasa, terdapat kenaikan prevalensi dari 14,8% di tahun 2013 menjadi 21,8% di tahun 2018. Prevalensi berat badan berlebih juga meningkat dari 11,5% di 2013 ke 13,6% di 2018.
Stunting adalah permasalahan kurang gizi kronis yang ditandai dengan tubuh pendek pada anak. Beberapa penyebab stunting adalah rendahnya asupan gizi pada 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu sejak janin hingga bayi umur dua tahun, buruknya fasilitas sanitasi, minimnya akses air bersih, kurangnya kebersihan lingkungan, dan kesulitan mengakses fasilitas kesehatan. Sedangkan obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebihan akibat ketidakseimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure) dalam waktu lama (WHO, 2000). Obesitas juga memiliki faktor risiko seperti : genetik, gaya hidup keluarga, kurang aktivitas fisik, diet tidak sehat, masalah medis tertentu, konsumsi obat-obatan tertentu, masalah sosial dan ekonomi, usia, kehamilan, serta kurang tidur.
Pandemi Covid-19 yang sudah lebih dari dua tahun menjangkiti Indonesia menyebabkan perubahan dalam banyak aspek kehidupan. Baik itu aspek ekonomi, kesehatan, sosial, hingga pendidikan. Selama pandemi, masyarakat mengalami kesulitan mendapatkan sumber penghassilan untuk kehidupan akibat kegiatan ekonomi yang sempat terhenti atau dibatasi serta tingginya PHK dan ketatnya persaingan mencari pekerjaan. Hal ini berdampak pada ketahanan ekonomi keluarga dalam upaya pemenuhan kebutuhan pangan sehingga masyarakat memiliki keterbatasan akses, ketersediaan dan keterjangkauan makanan sehat. Pada akhirnya banyak ibu hamil, ibu menyusui, maupun bayi dan balita yang kekurangan gizi dan berimbas pada meningkatnya angka stunting. Di sisi lain, pekerjaan yang beralih sistem menjadi work from home membuat mayoritas masyarakat mengalami penurunan aktivitas fisik dan penginkatan konsumsi makanan siap saji yang dipesan secara online. Kondisi inilah yang menjadi faktor risiko terjadinya obesitas.
Nutripreneurship (kewirausahaan di bidang gizi) adalah salah satu solusi yang bisa diperankan oleh ahli gizi dalam mencegah dan menangani permasalahan stunting dan obesitas. Selain karena berwirausaha dapat mengubah pola pikir “menjadi pekerja” menjadi “menciptakan lapangan keja”, usaha di bidang gizi dan pangan sangat potensial untuk dikembangkan dalam upaya mencegah penyakit dan mengajak masyarakat untuk sadar akan pentingnya pola makan dan pola hidup sehat. Misalnya pada bidang gizi klinik dan dietetik, dibutuhkan penyediaan makanan sehat untuk bayi hingga lansia serta makanan bagi orang sakit dengan jenis diet khusus masing-masing. Konseling gizi yang mudah diakses juga sangat dibutuhkan untuk mengimbangi lifestyle masyarakat yang berubah, termasuk penyediaan katering sehat dan diet untuk penyakit tertentu pun sangat dibutuhkan masyarakat.
Oleh karena itu, dengan diadakannya kegiatan webinar dan Pitch Deck Competition secara online bertemakan “Meningkatkan Peran Ahli Gizi dalam Pencegahan dan Penanganan Obesitas dan Stunting Melalui Nutripreneurship” dengan fasilitas mentorship pasca acara untuk pemenang Pitch Deck dari Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM ini, kami harapkan dapat menjadi wadah belajar dan inspirasi bagi peserta untuk dapat memulai dan mengembangkan wirausaha di bidang gizi.
Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah:
- Memperingati Dies Natalis FK-KMK UGM ke-79, HUT RSUP Dr. Sardjito ke-40, HUT RSA UGM ke-10 dan HUT RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ke-94
- Meningkatkan awareness tenaga gizi dan masyarakat umum tentang kewirausahaan di bidang gizi
- Meningkatkan peluang kewirausahaan gizi dalam rangka pencegahan dan penanganan obesitas dan stunting di Indonesia
- Sarana silaturahim tenaga gizi untuk inisiasi Kerjasama bidang kewirausahaan
Sesi Pembukaan
Laporan Ketua Panitia
Nurina Umy Habibah, S.Gz., MS
Sambutan Ketua Departemen Gizi Kesehatan FK-KMK UGM
Dr. Susetyowati, DCN., M.Kes
Sesi Panel 1
Pengalaman, Peluang dan Tantangan Kewirausahaan EduTech Bidang GIzi
Harry Freitag Luglio Muhammad, PhD
Pengalaman, Peluang dan Tantangan Membangun Startup Bidang Gizi
Muhammad Iqbal Basagili, MPH
Pengalaman, Peluang dan Tantangan Bisnis Konsultasi Gizi
Ineke Andi Tabita, MPH, RD
Sesi Panel 2
Kemandirian produk berbasis teknologi kesehatan
Atikah, S.Gz
Pengalaman, Peluang dan Tantangan Bisnis Katering Diet di Luar Jawa
Rissa Saputri, S.Gz, MPH