[info_post_meta]

EVALUASI DAN PERENCANAAN

STRATEGI KEGIATAN SISTER HOSPITAL DAN PERFORMANCE MANAGEMENT LEADERSHIP

28 Mei 2015
Sanur,BALI

i.underline

sanur1Sanur – Program sister hospital (SH) dan performance management leadership (PML) yang terlaksana sejak 2010-2015 memberikan gambaran perubahan yang dinamis bagi rumah sakit umum daerah di NTT. Ada banyak keberhasilan dan tantangan selama kegiatan ini berlangsung. Pada 2015 ini, merupakan momen penting bagi RSUD mengingat dokter-dokter daerah yang disekolahkan sudah kembali mengabdikan diri ke RSUD sehingga perlu adanya estafet mengenai pelayanan PONEK RSUD. Selain itu, dinamika jaminan kesehatan nasional (JKN) memberikan tantangan berat bagi RSUD untuk memperbaiki manajemennya.

Kegiatan ini dibuka dengan evaluasi kegiatan SH dan PML di rumah sakit mitra di NTT. Evaluasi meliputi evaluasi program SH dari aspek manajemen dan aspek kualitatif, serta evaluasi program Performance Manajemen and Leadership.  Acara kemudian dilanjutkan dengan presentasi hasil riset, yang melingkupi riset sistem remunerasi dokter, kajian penentuan besaran unit cost, penyerapan INA CBG dan kebijakan dana sisa, kemudian dilanjutkan dengan hasil riset pembayaran bidan. Pada pemaparan hasil riset ada poin-poin menarik dari tiap-tiap riset yang disajikan. Mengenai riset remunerasi dokter perlu diusulkan adanya remunerasi yang sejalan dari kementrian sampai pelaksanaan di RSUD, kemudian terkait dengan adanya peluang peningkatan kualitas dokter dengan adanya beasiswa untuk bersekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Pada riset kajian unit cost dan penyerapan dana sisa, dibahas juga mengenai kebijakan kompensasi yang seharusnya diberikan kepada daerah-daerah yang belum memiliki fasilitas maupun SDM yang mencukupi dalam era JKN  yang sampai saat ini belum diberikan kepada RSUD. Kemudian, mengenai riset pembayaran bidan, disampaikan oleh audience bahwa perlu diusulkan adanya perawat desa yang mendampingi kerja bidan desa yang selama ini banyak ditemui di berbagai daerah belum ada mitra yang mendukungnya.

sanur2Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan hasil pendampingan Audit Maternal dan Perinatal (AMP) yang dilakukan di 3 daerah dengan angka kematian neonatus terbesar di NTT. Pada sesi ini dr. Rukmono, Sp. OG menyampaikan bahwa AMP bisa dilakukan dengan fun bukan beban, sehingga hasil yang diharapkan dapat lebih optimal.

Pada penghujung acara Prof. Laksono Trisnantoro menyampaikan suatu gagasan model baru, mengenai pelaksanaan yang akan mendukung strategi kegiatan SH dan PML 5 tahun ke depan, yakni dengan menerapkan model community of practice (CoP). CoP merupakan komunitas yang terdiri atas praktisi-praktisi yang dapat saling berkomunikasi berbagi mengenai permasalahan yang dihadapi beserta pembahasan solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. CoP ini berisi praktisi sesuai bidang masing-masing serta dari RS mitra pendamping. (Barkah Prasetyo; Elisabeth Listyani)