Pentingnya Pendekatan Keluarga Dalam Upaya Menurunkan Angka Kematian Anak
Hari anak nasional yang jatuh pada 23 Juli sudah 33 tahun diperingati . Berbagai program dan upaya telah dilakukan pemerintah untuk senantiasa meningkatkan taraf hidup anak, begitu pula di sektor kesehatan. Meski demikian, angka kematian neonatus (AKN) masih tergolong tinggi yakni 19/1000 kelahiran dalam 5 tahun terakhir, sementara untuk angka kematian pasca neonatal (AKPN) terjadi penurunan dari 15/1000 menjadi 13/1000 kelahiran hidup, dan angka kematian anak balita juga turun dari 44/1000 menjadi 40/1000 kelahiran hidup. Penyebab kematian tersering pada kelompok perinatal adalah intra uterine fetal death (IUFD), yakni sebanyak 29,5% dan berat bayi lahir rendah (BBLR) sebanyak 11,2%. Pada 2012 dilaporkan terdapat 150 ribu anak Indonesia yang meninggal. Bila tidak ada tindakan yang diambil terprediksi pada 2028 akan terdapat >35 juta anak di Indonesia yang meninggal. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah meningkatkan peran keluarga. Keluarga memiliki peran penting dalam peningkatan taraf hidup anak hingga mengurangi jumlah kematian anak di Indonesia. Maka dibuatlah program pendekatan keluarga yang diatur dalam Permenkes RI No 39 tahun 2016.
Dalam Permenkes RI No 39 tahun 2016 tentang pedoman penyelenggaraan program indonesia sehat dengan pendekatan keluarga, disebutkan berbagai upaya untuk menurunkan angka kematian anak dalam berbagai kelompok usia:
- Balita:
- Melakukan revitalisasi Posyandu
- Menguatkan kelembagaan Pokjanal Posyandu
- Meningkatkan transformasi KMS ke dalam Buku KIA
- Menguatkan kader Posyandu
- Menyelenggarakan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita..
- Anak Usia Sekolah:
- Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
- Menguatkan kelembagaan Tim Pembina UKS
- Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (PROGAS)
- Mengembangkan penggunaan rapor kesehatan
- Menguatkan SDM Puskesmas.
- Remaja:
- Menyelenggarakan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
- Menyelenggarakan pendidikan kesehatan reproduksi di sekolah menengah
- Menambah jumlah Puskesmas yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR)
- Mengupayakan penundaan usia perkawinan.
Selain peran dari pemerintah dan tenaga kesehatan terkait, peran keluarga sangatlah penting dalam meningkatkan taraf hidup anak hingga mengurangi angka kematian pada anak. Peran dari keluarga dapat dilakukan melalui pendekatan keluarga. Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara dari puskesmas untuk meningkatkan jangkauan sasaran sekaligus meningkatkan akses pelayanan kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga. Selain pelayanan kesehatan di dalam gedung, puskesmas juga memberikan pelayanan keluar gedung dengan melakukan kunjungan keluarga di wilayah kerjanya.
Sebelum mengetahui lebih lanjut mengenai pendekatan keluarga kita perlu mengetahui fungsi dari keluarga, yaitu:
- Fungsi afektif
Merupakan fungsi utama untuk mengajarkan segala sesuatu guna mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini berguna untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga. - Fungsi sosialisasi
Proses perkembangan dan perubahan yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Fungsi ini dimulai sejak lahir dan berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga. - Fungsi reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga. - Fungsi ekonomi
Berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat dalam mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan agar memenuhi kebutuhan keluarga. - Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan
Mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar produktivitasnya tetap tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan, meliputi:- Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga
- Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
- Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
- Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
- Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan fasilitas kesehatan.
Pendekatan keluarga yang dimaksud dalam pedoman umum ini merupakan pengembangan dari kunjungan rumah oleh puskesmas dan perluasan dari upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas), yang meliputi:
- Kunjungan keluarga untuk pendataan/pengumpulan data profil kesehatan keluarga dan peremajaan (updating) pangkalan datanya
- Kunjungan keluarga dalam rangka promosi kesehatan sebagai upaya promotif dan preventif
- Kunjungan keluarga untuk menindaklanjuti pelayanan kesehatan dalam gedung
- Pemanfaatan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga untuk pengorganisasian/ pemberdayaan masyarakat dan manajemen p
Kunjungan rumah (keluarga) dilakukan secara terjadwal dan rutin, dengan memanfaatkan data dan informasi dari profil kesehatan keluarga. Sehingga pelaksanaan upaya Perkesmas harus diintengrasikan ke dalam kegiatan pendekatan keluarga. Dalam menjangkau keluarga, Puskesmas tidak hanya mengandalkan UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat) yang selama ini dilaksanakan, melainkan juga langsung berkunjung ke keluarga. Pendekatan keluarga melalui kunjungan rumah tidak berarti mematikan UKBM-UKBM yang ada, tetapi justru untuk memperkuat UKBM-UKBM yang masih kurang efektif.
Melalui kunjungan rumah puskesmas dapat mengenali masalah kesehatan dan PHBS yang ada dalam suatu keluarga secara lebih menyeluruh. Anggota keluarga yang perlu mendapatkan pelayanan kesehatan dapat dimotivasi untuk memanfaatkan UKBM yang ada dan/atau pelayanan p.uskesmas. Keluarga juga dapat dimotivasi untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan faktor risiko lain yang selama ini merugikan kesehatan, dengan pendampingan dari kader-kader kesehatan UKBM dan/atau petugas profesional puskesmas. Untuk itu, diperlukan pengaturan agar setiap keluarga di wilayah puskesmas memiliki Tim Pembina Keluarga.
Pendekatan keluarga dilakukan untuk mengintegrasikan upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM) secara berkesinambungan, dengan target keluarga, didasarkan pada data dan informasi dari profil kesehatan keluarga. Tujuan dari pendekatan keluarga adalah:
- Meningkatkan akses keluarga beserta anggotanya terhadap pelayanan kesehatan komprehensif (pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif dasar)
- Mendukung pencapaian Standar Pelayanan Minimum (SPM) kabupaten/ kota dan provinsi, melalui peningkatan akses dan skrining kesehatan
- Mendukung pelaksanaan JKN dengan meningkatkan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta JKN
- Mendukung tercapainya tujuan Program Indonesia Sehat dalam Renstra Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.
Pentingnya pendekatan keluarga juga diamanatkan dalam renstra kemenkes tahun 2015 – 2019. Salah satu acuan bagi arah kebijakan kemenkes adalah penerapan pendekatan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan berkesinambungan (continuum of care). Artinya pelayanan kesehatan harus dilakukan terhadap seluruh tahapan siklus hidup manusia, sejak masih dalam kandungan – bayi – anak balita – anak usia sekolah – remaja – dewasa muda – dewasa tua atau usia lanjut.
Dalam rangka pelaksanaaan program indonesia sehat terdapat 12 indikator utama untuk penanda status kesehatan sebuah keluarga, meliputi:
- Keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB)
- Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan
- Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
- Bayi mendapat air susu ibu (ASI) eksklusif
- Balita mendapatkan pematauan pertumbuhan
- Penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar
- Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur
- Penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak ditelantarkan
- Anggota keluarga tidak ada yang merokok
- Keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
- Keluarga mempunyai akses sarana air bersih
- Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat
Pelaksanaan pendekatan keluarga ini memiliki tiga hal yang harus diadakan atau dikembangkan, yaitu instrumen yang digunakan di tingkat keluarga, forum komunikasi yang dikembangkan untuk kontak dengan keluarga, dan keterlibatan tenaga dari masyarakat sebagai mitra Puskesmas.
Materi :
- Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2016 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
- WHO, 1994, Measurement of Quality of Life in Children, IACAPAP, Geneva
- https://www.unicef.org/indonesia/id/media_21393.html