Ujian Terbuka Program Doktor FKKMK UGM atas nama Rambu Lawu Nedi Kristanti Retno Triandhini, S.Si., M.Si
Disertasi:
Polimorfisme Gen Cyclin-dependent kinase 5 Regulatory Associated Protein 1- like (CDKAL1), Pola Makan dan Risiko Diabetes Melitus Tipe 2 pada Etnis Minahasa dan Sumba
Tim Pembimbing:
- dr. Ahmad Hamim Sadewa, Ph.D.
- Dr. Siti Helmyati, DCN., M.Kes.
Latar Belakang: Diabetes melitus merupakan penyakit multifaktor, yang melibatkan interaksi kompleks antara lingkungan dan genetik. Pola makan dan faktor genetik berperan signifikan terhadap diabetes melitus tipe 2. Studi genetik menunjukkan bahwa pengaruh gen terhadap diabetes bervariasi antar etnis. Gen CDKAL1 banyak diteliti karena keterkaitannya dengan diabetes melitus tipe 2. Meskipun variasinya ditemukan pada berbagai etnis, efek alelnya dapat berbeda. Pada populasi Asia, frekuensi alel risiko gen ini lebih tinggi dibandingkan Eropa.
Tujuan Penelitian: Menganalisis hubungan polimorfisme gen CDKAL1 (rs7756992, dan rs10946398) dan pola makan dengan kejadian diabetes melitus tipe 2 pada etnis Minahasa dan Sumba di Indonesia
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain case – control. Pada semua partisipan dilakukan penilaian pola konsumsi, aktivitas fisik, pengukuran tinggi badan, berat badan, lemak tubuh, pemeriksaan kadar gula puasa, HOMA-IR, HOMA β dan profil lipid. Variasi genetik CDKAL1 dilihat pada rs7756992 dan rs10946398.
Hasil: Terdapat perbedaan frekuensi genotipe dan alel pada etnis Minahasa dan Sumba (p<0,05). Alel risiko G (rs7756992) dan C (rs10946398) lebih banyak ditemukan pada etnis Sumba dibandingkan Minahasa. Analisis berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa pada laki-laki Minahasa, genotipe AG rs7756992 (p = 0,019) dan AC rs10946398 (p = 0,031) berhubungan signifikan dengan peningkatan risiko DM tipe 2. Sementara itu, pada perempuan Sumba, genotipe CC rs10946398 juga meningkatkan risiko secara signifikan (p = 0,030). Asupan energi, lemak, dan karbohidrat lebih tinggi pada kelompok kasus di Minahasa. Sedangkan di Sumba asupan energi dan seluruh makronutrien lebih tinggi pada kelompok kasus. Meskipun pola makan lokal mendominasi pada kedua kasus, namun pada Minahasa pola makan barat lebih menonjol dibandingkan di Sumba. Pada etnis Minahasa, kombinasi genotipe AG-GG rs7756992 dengan asupan energi tinggi meningkatkan risiko DM tipe 2 secara signifikan (OR = 8,16; 95% CI: 1,105–60,307; p = 0,04). Nilai interaksi aditif sebesar 6,01 dan multiplikatif sebesar 4,76 mengindikasikan
adanya efek sinergistik antara gen dan diet
Kesimpulan: Ada perbedaan frekuensi genotipe dan alel pada kedua etnis, dimana alel risiko lebih sering ditemukan di etnis Sumba. Meskipun tidak ditemukan hubungan signifikan secara keseluruhan, genotipe AG dan AC pada laki-laki Minahasa serta CC dan alel C pada perempuan Sumba meningkatkan risiko DM tipe 2 secara signifikan. Asupan makanan pada kelompok kasus dan kontrol berbeda secara signifikan pada kedua etnis. Tidak semua asupan makanan berinteraksi dengan CDKAL1 dan arah interaksinya juga tidak selalu sinergis
Kata kunci: diabetes melitus, pola makan, CDKAL1, rs7756992, rs10946398