[info_post_meta]
Seminar Nasional Kebijakan Kesehatan
“Peran Mahasiswa Indonesia Menuju Universal Health Coverage”
Auditorium FK UGM
Kamis, 16 Maret 2017, 09.00 – 12.00 WIB
Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Indonesia (HMPI) menyelenggarakan sebuah seminar nasional pada tanggal 16 Maret 2017 pada pukul 09.00-12.00 WIB bertempat di Auditorium FK UGM dengan mengangkat sebuah tema “Peran Mahasiswa Indonesia Menuju Universal Health Coverage” yang menghadirkan Rektor Universitas Gadjah Mada, Prof. Ir. Dwikorita Karnawati, M. Sc., Ph.D selaku keynote speaker dalam acara tersebut, Dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA (Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat FK UGM), Dr. dr. Andreasta Meliala., DPH., M.Kes., MAS (Direktur PKMK UGM) , I Gusti Ayu Mira (perwakilan dari BPJS Kesehatan Regional VI Jawa Tengah-DIY), serta pengurus HMPI dari berbagai universitas se-DIY dan peserta berjumlah sekitar 331 orang baik yang hadir langsung maupun via webinar.
Rektor UGM mengawali sambutannya bahwa seminar ini cukup fundamental untuk menyusun strategi peran mahasiswa menuju Universal Health Coverage. Negara telah menyediakan fasilitas bagi rakyatnya dalam hal jaminan kesehatan nasional yang salah satu sasaran utamanya adalah masyarakat terpinggirkan yang mana dalam mengakses pelayanan kesehatan sangat sulit atau bisa dikatakan bottom of pyramid. Namun pertanyaannya kemudian apkah program ini dapat mencakup seluruh masyararat kurang mampu tersebut? Dan jika nantinya telah mencapai Universal Health Coverage apakah Indonesia dapat dikatakan sebagai negara yang sehat? Nah dari sinilah peran mahasiswa Indonesia yang tersebar di seluruh penjuru negeri agar memberikan edukasi kepada masyarakat khususnya yang tinggal di daerah terpencil dan sulit dijangkau untuk menjaga pola hidup sehat tapi disamping itu tetap mengajak masyarakat untuk mendaftar sebagai peserta BPJS.
Dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA menyampaikan bahwa mahasiswa memiliki peranan penting dalam pengawasan terhadap pelaksanaan JKN yang dilaksanakan oleh BPJS agar dalam perjalanannya tetap efektif dan efisien. Serta mahasiswa dituntut untuk memantau jalannya program ini tepat sasaran khususnya keperpihakan kepada masyarakat kurang mampu. Selanjutnya, Dr. dr. Andreasta Meliala., DPH., M.Kes., MAS juga menambahkan bahwa masalah UHC tidak hanya terkendala dari sisi supply (pembiayaan, provider, regulasi, dll) namun juga pada sisi demand yaitu misalnya dari segi kualitas kepesertaan. Peserta yang baik adalah peserta yang mendukung prinsip gotong royong, karena pada dasarnya semakin banyak masyarakat yang mendaftarkan diri maka cakupan jaminannya juga akan semakin luas. Kualitas kepesertaan dapat dilihat dari niat dari peserta untuk drop out dan pembayaran premi yang nunggak, serta peserta menjadi tidak rajin merawat kesehatan, pasien manja, dan meminta perlayanan berlebihan.
Berdasarkan beberapa kasus tersebut, Dr. dr. Andreasta Meliala., DPH., M.Kes., MAS menjelaskan beberapa peran dari mahasiswa ataupun alumni dari perguruan tinggi yaitu di antaranya memberikan edukasi kepada masyarakat agar menjadi peserta yang berkualitas serta mengajak agar percaya dengan sistem JKN. Begitupun halnya dari pihak BPJS bahwa mahasiswa memiliki 3 peran yaitu sosialisasi dan edukasi program JKN-KIS, mendaftarkan diri menjadi peserta JKN, serta mahasiswa selaku Agent of Change dapat sebagai pendorong perubahan dalam mewujudkan reformasi kesehatan dalam hal ini adalah Universal Health Coverage. Disamping itu, untuk memperkuat peran dari mahasiswa, pihak BPJS telah melakukan nota kesepahaman dengan Ikatan Senat Mahasiswa Kesehatan Masyarakat Indonesia (ISMKMI) serta telah melakukan kerja sama dengan pihak Kemristekdikti, untuk menggandeng Perguruan Tinggi dalam perluasan kepesertaan JKN.
Unduh Materi