Riset kolaboratif kampus dan LSM dalam bidang kesehatan: Peluang dan Tantangannya
Kolaborasi riset dari sudut pandang LSM/praktisi 1: peluangan, pembelajaran, tantangan
Angelina Yusridar Mustafa – Program Coordinator SIMAVI Indonesia
Kolaborasi riset dari sudut pandang LSM/praktisi 2: peluangan, pembelajaran, tantangan
Vita Aristyanita – Behavioral Change Specialist Wahana Visi Indonesia
Kolaborasi riset dari sudut pandang akademis / kampus: peluangan, pembelajaran, tantangan
Dr. dr. Mubasysyir Hasanbasri, M.A – Ketua Program Studi S2 IKM FK-KMK UGM
Kolaborasi antar lembaga dan aktor diperlukan untuk memecahkan masalah kesehatan masyarakat. 2 aktor yang juga berperan penting dalam hal ini adalah dunia akademis atau kampus dan Lembaga swadaya masyarakat (LSM). LSM menjadi salah satu ujung tombak penyelesaian masalah kesehatan masyarakat di Indonesia, antara lain dalam mengawal program kesehatan pemerintah, membantu penyusunan kebijakan, advokasi, melakukan program kesehatan, dan lain-lain. Di sisi lain, dunia akademis menjadi tulang punggung dalam hal-hal bersifat teoritis, dimana temuan-temuan ilmiah menjadi sumber inspirasi dalam berbagai kegiatan dan kebijakan kesehatan masyarakat. Manfaat lainnya dari kolaborasi ini adalah memastikan bahwa berbagai temuan ilmiah dari dunia akademis bisa diaplikasikan dalam berbagai kegiatan dan tidak hanya berakhir di jurnal atau repository kampus.
Walaupun kolaborasi antar dua aktor ini diperlukan dan memiliki manfaat yang banyak, kolaborasi ini masih jarang terwujud di Indonesia. Berbagai hambatan menjadi alasan untuk kolaborasi tersebut, diantaranya perbedaan tujuan dan pendekatan, terbatasnya rekognisi dari masing-masing pihak atas kontribusi yang pernah dilakukan, dan lain-lain (Olivier et al., 2016). Diskusi mendalam terkait hambatan dan opsi untuk menyelesaikan hambatan penting dilakukan untuk menjembatani kolaborasi antara LSM dan institusi akademik yang optimal.