Sudah Baikkah Imunisasi Di Indonesia?

[info_post_meta]

Imunisasi merupakan salah satu cara mencegah penularan penyakit menular yang diberikan tidak hanya kepada anak-anak namun juga dewasa. Indonesia merupakan negara yang memiliki cakupan imunisasi campak cukup besar dibanding negara lain di Asia Tenggara, sebesar 84%.

Pemerintah Indonesia juga telah mengatur kepentingan memperoleh imunisasi dalam UU Kesehatan No. 36 tahun 2009 dan Permenkes No. 42 tahun 2003. Pada Permenkes tersebut penyelenggaraan imunisasi dibagi menjadi:

1. Imunisasi Program

  • Imunisasi rutin, meliputi imunisasi:
    • Dasar pada bayi
    • Lanjutan pada batita
    • Lanjutan pada anak sekolah
    • Lanjutan pada wanita usia subur
    • Imunisasi tambahan
      • Back log fighting
      • Pekan Imunisasi Nasional (PIN)
      • Catch up campak
      • Crash program
      • Sub PIN
      • Outbreak Response Immunization
    • Imunisasi khusus

2. Imunisasi pilihan

Dalam program pemerintah, imunisasi pada bayi dilakukan sejak pertama kali lahir atau usia 0 hari berupa Hepatitis B O, pada usia 1 bulan  diberikan imunisasi untuk BCG dan polio (OPV) 1, pada usia 2 bulan diberikan imunisasi DPT-HB-HiB 1 dan  OPV 2. Selanjutnya pada usia 3 bulan diberikan imunisasi DPT-HB-HiB 2 dan OPV 3. Pada usia 4 bulan diberikan  imunisasi DPT-HB-HiB 3 dan OPV 4, serta pada usia 9 bulan diberikan imunisasi campak.

Seperti yang dikatakan sebelumnya, bahwa imunisasi tidak hanya berlaku untuk bayi atau anak-anak saja melainkan juga dewasa. Berikut adalah ringkasan jadwal imunisasi untuk usia 0-18 tahun:

hepatitisB

Meski sudah dibuat jadwal imunisasi dan peraturan terkait imunisasi, namun nyatanya pelaksanaan imunisasi di Indonesia masih mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada 2008-2011 tren pelaksanaan imunisasi di Indonesia cenderung meningkat. Namun pada 2012-2015 cakupan imunisasi fluktuatif dengan kecenderungan menurun. Namun, untuk imunisasi campak dari 2008-2015 Indonesia sudah melampaui target capaian dari WHO meski masih fluktuatif tiap tahunnya. Cakupan imunisasi campak selama 8 tahun ini rata-rata mencapai + 90%. Nantinya pada 2020 diharapkan cakupan imunisasi campak sudah mencapai >95% secara merata di seluruh kabupaten/ kota di Indonesia.

Universal Child Immunization (UCI) sendiri sudah mencapai 82,2% pada tahun 2015 dengan cakupan 100% pada 3 provinsi, DKI Jakarta, DI. Yogyakarta, dan Jawa Tengah. Selain imunisasi campak, yang dinilai cukup berhasil dilakukan di Indonesia adalah imunisasi BCG/ TB. Pada 2008-2015 cakupan imunisasi BCG mencapai 90-100% di seluruh wilayah Indonesia, dengan tren kasus baru BTA+ pada usia 0-14 tahun cenderung menurun. Sedangkan untuk imunisasi difteri meski cakupannya sudah tinggi, 90-100%, namun tren kasus baru juga cenderung terus meningkat pada tahun 2008-2015 dengan puncaknya pada 2012. Hampir sama dengan capaian imunisasi difteri, meski cakupannya sudah mencapai 90% namun laporan kejadian kasus infeksi hepatitis B masih cenderung meningkat utamanya pada usia >15 tahun.

Selain imunisasi pada bayi dan anak-anak, di Indonesia juga dilakukan imunisasi pada ibu hamil atau wanita usia produktif. Cakupan imunisasi TT2+ pada ibu hamil mengalami peningkatan yang relatif lambat pada 2004-2015. Imunisasi campak, BCG, difteri, dan juga TT2+ merupakan program imunisasi rutin dari pemerintah. Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya bahwa dalam pelaksanaannya terdapat program imunisasi tambahan, salah satunya adalah PIN (pekan Imunisasi Nasional) Polio. Program ini dilakukan pada 8-15 Maret 2016 secara serempak di Indonesia, tujuannya untuk mendukung komitmen internasional. Target dari program ini adalah dapat mewujudkan dunia yang bebas polio pada tahun 2020.

Sumber: