Transformasi Metode Digital untuk Penelitian: pengumpulan data primer dan sekunder secara daring
Pengumpulan data primer dan sekunder secara daring: beberapa studi kasus
Setia Pramana, Ph.D – Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Statistik, Kepala Subdirektorat Pengembangan Model Statistik BPS
Etika penelitian terkait penggunaan data web dan konten media sosial
Prof. Dra. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D – Dosen Departemen Perilaku Kesehatan, Lingkungan dan Kedokteran Sosial, dan Peneliti Pusat Kajian Bioetika dan Humaniora FK-KMK UGM
Kapasitas yang perlu dimiliki oleh peneliti untuk pemanfaatan data web dan konten media sosial
Taufik Sutanto, Ph.D – Dosen Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Tau Data Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan jumlah pengguna internet terbesar keempat di dunia, dengan penetrasi yang telah mencapai 202 juta orang atau sekitar 73 persen dari total 274 penduduk pada tahun 2020. Sementara itu, jumlah pengguna internet dari perangkat smartphone di Indonesia tercatat 345,3 juta, atau sekitar 125 persen dari total keseluruhan populasi (Hootsuite dan We Are Sosial, 2021). Angka ini tumbuh 4 juta atau 1,2 persen dari riset yang dilakukan pada periode sebelumnya.
Data pencarian web atau pembaruan media sosial, merupakan aliran data baru yang potensial sebagai sumber data primer dan sekunder untuk riset-riset kesehatan masyarakat. Khususnya di masa pandemi COVID-19, potensi tersebut dapat dimanfaatkan oleh para peneliti dan mahasiswa untuk mengumpulkan data primer dan sekunder tanpa melakukan tatap muka secara langsung. Namun demikian, terlepas dari upaya untuk penerapan protokol kesehatan selama masa pandemi, aliran data baru dan metode penelitian berbasis digital, dapat menjadi kekuatan bagi penelitian kesehatan masyarakat.