Ujian Terbuka Program Doktor FK-KMK UGM Atas Nama dr. Yeny Dyah Cahyaningrum, M.Med.Ed
Disertasi:
Model Fasilitasi Pembelajaran “REASON” Untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Klinik Mahasiswa Pendidikan Profesi Dokter
Tim Pembimbing:
- Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D.
- dr. Yoyo Suhoyo, M.Med.Ed., Ph.D
Latar Belakang: Penalaran klinis merupakan aktivitas intelektual berupa strategi untuk mengintegrasikan informasi yang relevan dalam menentukan diagnosis dan terapi kepada pasien. Peningkatan kemampuan penalaran klinis dapat dilakukan dengan peningkatan kualitas pembelajaran pendidikan kedokteran. Dosen memiliki peran yang penting dalam pembelajaran penalaran klinis. Sementara itu dosen memiliki keterbatasan baik terkait dengan cara pengambilan keputusan klinis, interaksi dengan mahasiswa, dan dikaitkan dengan factor pendukung lain yang memengaruhi. Oleh karena itu perlu dikembangkan bentuk fasilitasi pembelajaran penalaran klinis dengan berdasar praktik baik pengalaman
dosen klinis.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Tahapan penelitian ini mengacu pada tahap penelitian dengan pendekatan perancangan dan penelitian pengembangan (design and development research) yang menekankan pada pengembangan model dan validasi model. Penelitian ini dilakukan dalam 2 tahap: Tahap 1. Pengembangan Model, terdiri dari: 1) identifikasi teknik fasilitasi pembelajaran
penalaran klinis berdasarkan literatur dengan scoping review; 2) identifikasi pengalaman dosen klinis dalam memfasilitasi penalaran klinis pada setting klinis dengan penelitian kualitatif, dan 3) perumusan dan validasi model pembelajaran penalaran klinis dengan review oleh pakar.
Tahap 2. Implementasi dan Evaluasi Model. Tahap penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif (kuasi eksperimental with pre-post-test group design without control) digunakan saat implementasi model pada stase Ilmu Kesehatan Anak (IKA) dan Ilmu Penyakit Dalam (IPD) selama 11 minggu dengan pemberian alat ukur berupa Script Concordance Test (SCT) dan Diagnostic Thinking Inventory (DTI). Penilaian penalaran klinik dengan DTI dan SCT dilakukan di awal stase (pre-test), akhir stase (post-test), dan 2 minggu setelah stase (late post test). Penelitian kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam dosen klinis dan FGD mahasiswa.
Hasil Penelitian: Pada tahap 1 didapatkan hasil identifikasi teknik fasilitasi pembelajaran penalaran klinis yang merupakan praktik terbaik para dosen pendidik klinis dan teknik fasilitasi dari literatur. Pada tahap 2 dihasilkan Model REASON sebagai model fasilitasi pembelajaran penalaran klinis. Model REASON terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap pre interaksi (terdiri dari kesiapan (Readiness) dan lingkungan pembelajaran (Environment)), tahap interaksi (terdiri dari penguasaan pengetahuan (Ability of knowledge application) dan strategi (Strategy)), dan tahap post interaksi (terdiri dari penilaian (Output based assessment) dan umpan balik narasi (Narative feedback)). Ujicoba Model REASON dianalisis dengan Repeated Measures Anova. Hasilnya didapatkan perbedaan bermakna nilai DTI dan SCT mahasiswa pada pre-test dan post-test stase IKA dan IPD p value 0,000 (p<0,05). Terdapat perbedaan nilai DTI dan SCT pada stase IPD dan IKA sebelum dan sesudah dilakukan model REASON pada pre-test dan late post-test dengan p value 0,000; 0,000; 0,02 (p<0,05). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada nilai DTI pada post-test dan late post-test dengan p value 1,000; 0,074; 0,08 (p>0,05).
Diskusi: Peran dosen dalam pembelajaran penalaran klinis di setting klinis membantu mahasiswa dalam percepatan penyesuaian diri mahasiswa. Model REASON memberikan intervensi dalam akselerasi peningkatan kemampuan penalaran klinis.
Kesimpulan: Terdapat beberapa pendekatan fasilitasi dosen klinis dalam menguatkan kemampuan penalaran klinis mahasiswa. Model REASON dapat membantu meningkatkan kemampuan penalaran klinis mahasiswa di setting klinis
Kata kunci: penalaran klinis, model, pembelajaran, setting klinis, dual process, cognitive load