Webinar Pengadaan Alat Kesehatan Di Era JKN

Kamis, 5 April 2018

i.underline

Webinar yang membahas topik pengadaan alat kesehatan (alkes) di era JKN tahap pertama dilaksanakan pada Kamis, 5 April 2018. Webinar ini menghadirkan seorang pembicara dan dua orang pembahas, yaitu Yos Hendra, SE., MM., M.Ec.Dev., MAPPI (Cert) sebagai pembicara, serta drg. Hj. RR. Tuty Setyowati, MM mewakili RS pemerintha dan dr. Teddy Janong, M.Kes mewakili RS swasta sebagai pembahas. Namun Teddy berhalangan hadir dikarenakan ada keperluan yang mendadak.

Pada webinar tersebut,Yos Hendra menyampaikan data perbandingan tarif INA CBG’s. Dari tarif INA CBG’s terdapat perbedaan antara tarif untuk RS pemerintah dengan RS swasta sebesar 3%. Kemudian jika menyoroti harga alat kesehatan di e-katalog terdapat dua macam harga, yaitu harga pemerintah dengan harga retail. Perbedaan kedua harga tersebut sebesar 20%, lebih murah harga pemerintah daripada harga retail. Hal itu sangat menarik dimana perbadaan tarif INA CBG’s antara RS pemerintah dengan RS swasta hanya 3%. Selain itu, juga beredar kabar bahwa harga alat kesehatan yang dijual di e-katalog lebih mahal daripada yang dijual di luar e-katalog.

Tuti selaku Direktur RSUD Kota Yogyakarta menyampaikan bahwa RSUD Kota Yogyakarta lebih fokus dalam pengadaan melalui e-katalog. Berdasarkan pengalaman pengadaan melalui e-katalog dari segi waktu lebih cepat. Melalui e-katalog juga bisa melihat spesifikasi alat yang dibutuhkan. Dari sisi harga juga dapat menyesuaikan anggaran. Biasanya calon penyedia akan diminta presentasi barang yang dijual terlebih dahulu dengan mengundang user. Setelah itu menyusun Harga Perkiraan Sendiri (HPS) membandingkan dengan alat di rumah sakit lain. Setelah menyusun HPS baru RSUD Jogjamembeli alat tersebut. Di sisi lain, dalam pengadaan melalui e-katalog bisa dilakukan negosiasi untuk ongkos kirimnya. Setelah berhasil negosiasi juga harus dimasukkan ke dalam dokumen kontrak. Jika e-katalog dilihat dari sisi kelemahannya, terkadang server di pusat mengalami gangguan atau macet selama berminggu-minggu. Tetapi dari sisi penyerapan anggaran akan lebih banyak terserap dengan pengadaan melalui e-katalog. Setelah mendapatkan alatnya, pihak RS juga harus menghitung tarif berdasarkan unit cost, yang terpenting jangan sampai melebihi tarif INA CBG’s.

Setelah semua pembahasan  pada tahap pertama dirasa telah cukup, kemudian Yos Hendra menutup pertemuan tersebut. Langkah selanjutnya ialah webinar pengadaan alat kesehatan akan digelar lagi untuk kedua kalinya. Selain itu, juga direncanakan akan dilakukan survei mengenai topik tersebut.

Oleh: Miftakhul Fauzi, SE