Workshop Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB)
[info_post_meta]
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB)
Fakultas Kedokteran UGM dan RS Sardjito-RS Soeradji Tirtonegoro-RS Akademik UGM
RS Sardjito Yogyakarta
Selasa & Rabu,2 -3 September 2014
Pada Selasa dan Rabu, 2-3 September 2014 telah berlangsung workshop penyusunan Rencana Strategis Bisnis (RSB) bersama dan terintegrasi antara Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dengan 3 RS yang digunakan untuk lahan pendidikan yaitu Rumah Sakit Akademik UGM, Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta dan Rumah Sakit Soeradji Tirtonegoro, Klaten Jawa Tengah.
Pada hari pertama, dalam sambutannya Direktur Utama RS Sardjito, dr. Syafak Hanung, Sp.A memaparkan bahwa penyusunan RSB bersama yang nantinya disebut dengan RSB terintegrasi ini didasarkan atas kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang berkualitas international dengan sudah terakreditasinya RS. Sardjito oleh Joint Commision International (JCI) sebagai Rumah Sakit Pendidikan bertaraf internasional sehingga perlu peningkatan yang terus-menerus akan kualitas lahan pendidikan dengan RSB terintegrasi antara Fakultas Kedokteran UGM dengan RS Sardjito dan 2 Rumah Sakit utama yang lain yaitu RS Soeradji Tirtonegoro dan RS Akademik UGM, disamping kebutuhan akan lulusan pendidikan kedokteran dan rumpun kesehatan yang lain yang harus terus meningkat kualitasnya dari waktu ke waktu.
Lebih jauh dalam sambutannya, Rektor Universitas Gajah Mada, Prof.Dr.Pratikno, M.Soc.Sc menyambut sangat baik terselenggaranya workshop ini, seperti sebuah magic word yang sering beliau dengungkan “Apa yang kita lakukan harus menjadi rujukan kemajuan bangsa”. Bahkan secara gamblang beliau sampaikan bahwa gagasan RSB Terintegrasi yang kemudian membentuk Academic Health Centre ini sejalan dengan gagasan “Biomedical Enginering” atau terintegrasinya kegiatan di salah satu kawasan UGM antara Fakultas Teknik-Fakultas Kedokteran (dan serumpun) – Rumah Sakit Sardjito yang disebut dengan “segitiga emas” oleh Rektor UGM ini.
Sebagai Tim Pengembangan Integrasi, dr. Endro Basuki, SpB melaporkan bahwa RSB terintegrasi adalah perwujudan atau manifesto dari Academic Health Sistem (AHC) ini nantinya diharapkan akan memberi manfaat bagi meningkatnya kualitas pelayanan dengan tidak meninggalkan faktor “pasien safety” dan juga kepastian keamanan pemberi pelayanan yang kemudian sampai pada tujuan akhir yaitu kesejahteraan bersama.
Workshop diawali oleh pemaparan materi konsultan, Yassierli, S.T, M.T, PhD dan Dr. Ir. Budhi Prihartanto, DEA dengan “sharing of experience” ketika menjadi konsultan dalam penyusunan RSB Kementrian Kesehatan berikut kendala-kendala yang dihadapi, kemudian lebih lanjut dipaparkan tentang tantangan-tantangan yang muncul dalam implementasi RSB. RSB seharusnya bukanlah sebuah dokumen belaka tetapi harus terimplementasi dalam kegiatan sebuah lembaga. Disampaikan pula, inti dari RSB adalah “transformasion” yang berarti sebuah lembaga atau organisasi yang benar-benar mengimplementasikan RSB akan mengalami perubahan atau sebuah lembaga/organisai harus berani bertranformasi untuk bisa mengimplementasikan RSB.
Sebagai awal dari penyusunan AHC, konsultan memberikan tugas yang harus dikerjakan oleh enam kelompok yang anggotanya terdiri dari FK, RS Sardito, RS Soeradji Tirtonegoro dan RS Akademik UGM. Tugas tersebut adalah : sebutkan alasannya, mengapa AHC harus dibentuk. Tulislah harapan dan kekhawatiran jika AHC telah terbentuk. Tulislah lima tantangan strategis dalam mewujudkan harapan dan kekhawatiran tersebut. Jawaban atas tugas itulah yang menurut para konsultan akan menjawab apakah ada keinginan yang kuat dari setiap lembaga untuk menyusun RSB Terintegrasi atau membentuk AHC.
Tugas selanjutnya adalah setiap lembaga harus menjawab pertanyaan : apa yang diharapkan dari lembaga yang lain dan apa yang ditawarkan kepada lembaga yang lain, yang menurut konsultan akan menjawab apakah masing-masing lembaga bisa melakukan “take and give” sehingga terbentuk saling ketergantungan yang akan menjadi landasan kuat sebuah RSB Terintegrasi.
Pada hari ke-2 hadir dekanat FK UGM dan jajaran direksi 3 RS yang akan menyusun Renstra Terintegrasi. Acara diawali dengan presentasi dari ke 4 lembaga tentang hal yang diharapkan dan apa yang ditawarkan dalam integrasi tersebut.
Dari hasil kajian konsultan terhadap presentasi tersebut maka dihasilkan simpulan bahwa bentuk yang diinginkan adalah Academic Health System (AHS)yang lebih luas dan komprehensif dari AHC, kemudian terdapat empat komponen yang bisa dintegrasikan, antara lain: pendidikan, layanan unggulan, layanan rujukan dan penelitian. Ke4 komponen tersebut kemudian dijabarkan ke dalam pokok-pokok rencana strategis yang lebih operasional untuk lima tahun yang akan datang. Diskusi dilakukan dengan brainstorming yang dipimpin langsung oleh konsultan dan dihasilkan pokok-pokok rencana strategis bersama dan terintegrasi 2015 – 2019.
Selanjutnya dari pokok-pokok renstra tersebut kemudian disepakati terdapat tujuh tantangan strategis, antara lain :
- Mewujudkan koordinasi untuk menciptakan layanan tersier unggulan yang berbeda di tiap AHS.
- Peningkatan kemampuan pelayanan dan riset translasional pada layanan tersier.
- Pendidikan yang exelence dengan memperhatikan ketersediaan SDM, sarana prasarana dan kasus.
- Membangun sistem rujukan berjenjang yang efektif dengan melakukan pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan PPK 1 dan PPK 2.
- Membangun sinergisitas dalam riset.
- Menyiapkan integrasi secara kelembagaan pada system informasi dan layanan pendidikan.
- Meningkatkan kesejahteraan pegawai.
Dalam kesempatan yang sama, dirancang pula visi, misi dan rencana struktur organisasi dari AHS ini dengan membentuk semacam “governing board” yang nantinya akan menaungi empat lembaga dalam AHS tersebut. Workshop diakhiri dengan penyusunan sasaran strategis yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat, meliputi ;
- Workshop penyusunan roadmap layanan tersier unggulan.
- Workshop penyusunan roadmap penelitian bersama.
- Penyelesaian roadmap AHS.
- Pembentukan tim integrasi dan aspek legal dengan SK tim integrasi.
- Pembentukan BAKORDIK, BAKORLIT maupun BAKORYAN.
- Presentasi hasil kerja ke DIrektorat Jenderal BUK Kementrian Kesehatan.
- Sinergi dan penyatuan fungsi serta proses bisnis AHS.
Workshop ditutup dengan kesan dari masing-masing lembaga AHS terkait dengan hasil selama dua hari dan gambaran kegiatan pada masa yang akan datang setelah workshop ini.