[info_post_meta]

The 2nd Indonesia Health Economics Association Congress
“Health Financing and Economics of Nutrition”

Reportase Hari Pertama InaHEA 2015:
Sesi Pleno 2 : UHC – Lesson from Asia’s Countries

Jakarta, 7-10 April  2015

i.underline

salvadorSalvador Capello (WHO) melalui materi dengan judul The States of Nutrition in the World : Lessons for Asian Countries menyampaikan peran food security terhadap outcome kesehatan maupun ekonomi. Hal menarik muncul saat beliau menyampaikan sebuah daur tentang bagaimana dari titik food production ternyata kembali ke food production lagi. Daur tersebut menunjukan bahwa ketersediaan pangan erat kaitannya dengan outcome kesehatan berupa pencegahan malnutrisi pada anak (wasting, stunting dan lain-lain). Hal ini berlanjut kepada kualitas anak dalam pendidikan (mencegah Drop Out sekolah) hingga akhirnya juga menentukan kemampuan SDM suatu negara untuk produktif membangun negara, salah satunya food production. Secara global, dunia memiliki tiga pertanyaan besar terkait ketersediaan pangan. Apakah cukup jumlah ketersediaan pangan untuk memenuhi kebutuhan manusia? Apakah semua orang sudah dapat mengakses makanan? Apakah masyarakat miskin juga memiliki akses untuk memenuhi kebutuhan pangan?

ajaySesi Plennary II ini juga menghadirkan Ajay Tandon (World Bank) yang menyampaikan 5 model pembiayaan kesehatan, termasuk yang sedang dilakukan Indonesia saat ini melalui JKN.  Melalui presentasinya dengan judul Global Health Care Financing Trends: Lessons for Asian Countries memaparkan posisi Indonesia untuk tingkat out of pocket (OOP) masih di 45% sedangkan rekomendasi OECD adalah.  Implementasi UHC/JKN diharapkan dapat menurunkan tingkat OOP di suatu negara dan memberikan manfaat lebih pada berbagai program kesehatan masyarakat. Program kesehatan masyarakat menjadi penting untuk ditingkatkan sebagai upaya promotif dan preventif yang dapat mengurangi pembiayaan kuratif suatu negara. Hal ini sesuai dengan framework indikator UHC suatu negara yang ditetapkan oleh WHO dan World Bank yang memuat Family Planning Program atau Keluarga Berencana (KB) di dalamnya. Ajay juga menekankan UHC bukan hanya program bagi-bagi kartu melainkan juga bagaimana mengatur pengelolaan iurannya. Mulai dari pooling dana hingga klaim di fasilitas kesehatan.

victoriaViktoria Rabovskaja (GIZ) menyampaikan materinya yaitu Evolution of German Universal Health Coverage: Should Developing Countries Follow. Poin pertama yang disampaikan Viktoria yaitu bahwa Jerman membuat sebuah SHI yang independen untuk meminimalkan aspek politik di dalamnya. Menarik untuk melihat yang dilakukan Jerman selama ini yaitu proses decision making yang terdiri dari tiga komponen. Salah satu komponen yang menarik yaitu pada joint federal committee yang terdiri dari memilki 15 anggota dari tiga unsur. Meliputi lima perwakilan praktisi kesehatan (berbagai kategori profesi), lima perwakilan Social Health Insurance (SHI), dan lima perwakilan pasien.

ganiAscobat Gani (AIPHSS) menyampaikan Strengthening Health Care Financing menyampaikan hal menarik tentang apa yang harus dijawab dari pertanyaan “Apa yang dibeli dari asuransi kesehatan?” Ide yang mungkin ada yaitu, dengan asuransi  artinya kita membeli biaya pelayanan kesehatan dan biaya pengurangan risiko sakit. Namun, saat ini baru produk pembiayaan pelayanan kesehatan yang diperoleh peserta asuransi kesehatan. Pemanfaatan dana Beberapa program kesehatan yang menjadi indikator pencapaian MDG’s justru kecil dalam porsi pembiayaannya oleh pemerintah. Bahkan peran pembiayaan dari donor asing jauh lebih tinggi hingga dapat membuat kontribusi pembiayaan pemerintah hampir 0% jika dilakukan perbandingan.
Hal ini membuat beliau menyampaikan pendapatnya tentang risiko JKN yang justru meningkatkan inequity yang terjadi di Indonesia. Bahwa sangat mungkin daerah di Indonesia yang rendah pemanfaatan dana JKN-nya akan mensubsidi daerah lainnya yang tinggi pemanfaatannya. Poin terakhir yang juga menarik disampaikan adalah tentang lima dimensi dari UHC yaitu spider web. Ini merupakan peralihan dari skema magic cube yang selama ini digunakan sebagai skema ideal UHC.

Unduh Materi

Reporter: Dhini Rahayu Ningrum