Pendahuluan
Dalam mengatasi pandemi COVID-19 Indonesia menghadapi sejumlah tantangan utama, mulai akses terhadap layanan kesehatan yang masih belum merata hingga rasio fasilitas kesehatan dan jumlah ketersedian tenaga kesehatan serta persebarannya yang tidak sebanding dengan jumlah penduduk Indonesia. Menghadapi tantangan tersebut, teknologi informasi mempunyai peran yang sangat penting sebagai salah satu solusi mengatasi pandemi COVID-19. Adanya pandemi serta semakin berkembangnya teknologi mendorong Kemenkes RI untuk segera melakukan transformasi digital kesehatan sebagai lompatan menuju sektor kesehatan Indonesia yang semakin maju, berkembang, dan berkeadilan.
Pada akhir tahun 2021, Kementerian Kesehatan mempublikasikan Cetak Biru Transformasi Digital Kesehatan. Peluncuran Cetak Biru sebagai Strategi Transformasi Digital Kesehatan 2024 ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada seluruh pelaku industri di bidang kesehatan terkait arah dan peta jalan transformasi digital kesehatan di Indonesia dalam beberapa tahun mendatang. Peluncuran Cetak Biru sebagai Strategi Transformasi Digital Kesehatan sebagai strategi jangka panjang untuk menanggulangi COVID-19. Strategi transformasi digital tersebut berfokus pada ekosistem kesehatan, efisiensi layanan, dan integrasi data untuk kebijakan berbasis data.
Berkenaan dengan hal tersebut, dukungan pada pengembangan data dan aplikasi kesehatan perlu diiringi dengan semangat untuk fokus bersama dalam upaya mewujudkan Indonesia sehat secara kolaboratif, meningkatkan sistem pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan berkelanjutan mulai dari sektor kesehatan dalam pelayanan sejak awal kehidupan di dalam kandungan hingga pelayanan kesehatan terpadu bagi pasien lansia.
Kementerian kesehatan juga mendukung upaya digitalisasi di tingkat fasilitas kesehatan, dibuktikan dengan dikembangkan berbagai inovasi sistem kesehatan salah satunya dengan adanya rekam kesehatan elektronik. Rekam kesehatan elektronik memiliki peran penting pada beberapa aspek dan masih terus dikembangkan, salah satunya agar dapat terintegrasi dengan berbagai fasilitas kesehatan untuk mendukung satu data kesehatan. Dalam pengembangan sistem rekam kesehatan elektronik ada tantangan yang perlu diperhatikan seperti dalam hal proteksi dan keamanan data. Dalam hal ini diperlukan sistem keamanan dan proteksi canggih, kolaborasi serta inovasi dari sudut pandang berbagai pihak dalam mewujudkan pengembangan sistem rekam kesehatan elektronik agar sesuai dengan kebutuhan pengguna dalam mendukung peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien.
Selain rekam kesehatan elektronik, terdapat istilah sistem pencatatan data kesehatan individu pasien berupa rekam medis elektronik dan personal health records. Perbedaan dari ketiga jenis sistem pencatatan ini dari segi penggunaan, rekam kesehatan elektronik fokus pada informasi kesehatan pasien secara keseluruhan, melebihi data klinis standar yang dikumpulkan di fasilitas pelayanan kesehatan. Sistem ini dibangun untuk membagi informasi dengan penyedia layanan kesehatan lainnya. Sedangkan rekam medis elektronik pada dasarnya sama dengan rekam kesehatan elektronik, namun rekam medis elektronik lebih spesifik, pencatatan medis pasien digital ini digunakan untuk satu pelayanan kesehatan tunggal. Kemudian untuk personal health records merupakan rekam kesehatan elektronik yang dapat diakses oleh pasien atau keluarga pasien yang dapat berupa web atau aplikasi berbasis mobile. Konsep personal health records akan memungkinkan pasien atau keluarga pasien memiliki aksesibilitas terhadap data kesehatannya (patient centeredness and clinical decision making).
Tujuan
Seminar ini bertujuan untuk mendiskusikan Rekam Kesehatan Elektronik dari perspektif Kementerian Kesehatan, pengembang dan pemerintah daerah.
Sesi Pembukaan
Dr. dr. Supriyantoro, Sp.P, MARS
Forkomtiknas
dr Lutfan Lazuardi, M.Kes, Ph.D
Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK-KMK UGM
Sesi Panel
Regulasi rekam kesehatan elektronik: Apa yang harus disiapkan di fasilitas kesehatan
dr. Iin Dewi Astuty, MKK
Koordinator Substansi Pelayanan Penunjang Kemenkes
Percepatan implementasi rekam kesehatan elektronik
dr Agus Mutamakin
Head of Tribe Rujukan, DTO Kemenkes
Pembahas: Harapan pengembang aplikasi RKE dalam mewujudkan interoperabilitas data kesehatan
Windiarto, S.Kom
Yayasan SIMRS Khanza Indonesia
Pembahas: Harapan pemerintah daerah mewujudkan satu data melalui implementasi RKE
dr. Verry Adrian, M.Epid
Dinas Kesehatan DKI Jakarta
Pembahas: Knowledge management untuk RKE
dr. Daryo Wimbosoro Soemitro, Sp.BS(K)
Forkomtiknas