Pentingnya Perawatan Selama Masa Nifas
[info_post_meta]
Masa nifas adalah masa pemulihan paska persalinan hingga seluruh organ reproduksi wanita pulih kembali sebelum kehamilan berikutnya. Masa nifas ini berlangsung sekitar 6-8 minggu paska persalinan. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat masa nifas antara lain, suhu, pengeluaran lochea, payudara, traktur urinarius, dan sistem kardiovaskuler. Selain dari segi klinik ibu, kondisi kejiwaan ibu paska persalinan juga harus selalu dipantau dan diberi dukungan. Tak jarang kondisi kejiwaan ini disepelekan dan menjadi salah satu faktor menurunnya kondisi ibu paska persalinan yang berujung pada kematian, seperti kisah RA Kartini. Di Indonesia pada tahun 2015 tercatat sebanyak 305 ibu meninggal dalam masa nifas tiap 100.000 kelahiran. Berbagai pelayanan dan pelatihan perawatan paska persalinan, utamanya pada masa nifas gencar dilakukan oleh kementrian kesehatan maupun berbagai fasilitas kesehatan, harapannya perlahan tapi pasti AKI di Indonesia bisa diturunkan.
Angka kematian ibu di Indonesia masih menjadi salah satu tujuan penting untuk diturunkan. Pada tahun 2015 AKI tercatat 305 jiwa per 100.000 kelahiran dari target seharusnya 102 jiwa per 100.000 kelahiran. Peran tenaga kesehatan selama dan paska persalinan sangat berperan dalam penurunan AKI. 68,6% persalinan di Indonesia dibantu oleh bidan, 18,5% dibantu dokter, 11,8% oleh tenaga non kesehatan seperti dukun bayi, dan 0,8% tanpa ada penolong.
Penyebab kematian ibu paling banyak adalah perdarahan yang biasanya terjadi selama masa nifas. Masa nifas merupakan masapemulihan organ reproduksi paska persalinan dan merupakan masa yang penting bagi ibu maupun bayi. Masa nifas ini diperkirakan terjadi selama 6-8 minggu. Paska persalinan, meskipun sudah dinyatakan baik-baik saja dan diperbolehkan pulang namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh ibu selama masa nifas:
- Melakukan kontrol/ kunjungan minimal 4 kali, yaitu pada 6 jam, 6 hari, 2 minggu, dan 6 minggu setelah persalinan.
- Memeriksa tekanan darah, perdarahan pervaginam, kondisi perineum, tanda infeksi, kontraksi uterus, tinggi fundus, dan temperatur secara rutin.
- Menilai fungsi berkemih, fungsi cerna, penyembuhan luka, sakit kepala, rasa lelah, dan nyeri punggung.
- Pastikan kondisi psikologis ibu baik. Bagaimana suasana emosinya, pastikan mendapat dukungan dari keluarga, pasangan, dan masyarakat untuk perawatan bayinya.
- Mendapatkan vaksin tetanus bila perlu.
- Memberikan edukasi untuk menemui dokter jika terjadi perdarahan berlebihan, sekret vagina berbau, demam, nyeri perut berat, kelelahan atau sesak, bengkak di wajah dan alat gerak, serta payudara terasa nyeri atau bengkak.
Kondisi klinis ibu yang perlu diperhatikan selama masa nifas antara lain suhu, tidak boleh mengalami peningkatan hingga lebih dari 38oC. Bila terjadi selama 2 hari berturut-turut curigai adanya infeksi dan ibu dianjurkan segera ke dokter. Amati perubahan payudara, apakah lebih nyeri, kencang, atau membengkak meski sudah digunakan untuk menyusui. Bila hal tersebut terjadi segera menuju dokter atau fasilitas kesehatan terdekat. Selain itu buang air kecil sering dirasa sulit pada 24 jam pertama karena mengalami kompresi antara kepala bayi dan tulang pubis ibu selama persalinan. Nilai Hb, hematokrit, dan eritrosit akan mengalami naik-turun/ fluktuatif pada 1-2 minggu paska persalinan. Namun bila nilainya menurun cukup jauh dari batas normal setelah beberapa hari persalinan ibu dianjurkan segera menemui dokter atau menuju ke fasilitas kesehatan terdekat.
Selain kondisi klinis dan psikologi ibu berbagai hal lain juga perlu diperhatikan seperti kebersihan diri, istirahat yang cukup, latihan atau olah raga khususnya pada bagian otot perut, asupan gizi, dan juga cara menyusui serta merawat payudara selama masa nifas. Selain itu edukasi terkait kapansenggama aman dilakukan paska persalinan danperencanaan kehamilan berikutnya serta penggunaan alat kontrasepsi.
Sumber:
- Kemenkes RI, 2013, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Dasar dan Rujukan, Indonesia.
- Kemenkes RI, 2014, Mother’s day: Situasi Kesehatan Ibu, Indonesia.
- Ambarwati. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia