Workshop
Hospital Disaster Plan RS Panti Nugroho
Hari ke I
Kamis, 21 Juni 2012
RS Panti Nugroho Yogyakarta
Workshop Hospital Disaster Plan di RS Panti Nugroho merupakan kegiatan kerjasama pihak Rumah Sakit Panti Nugroho dengan Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK) FK UGM. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari yang dimulai dari hari kamis, 21 Juni s.d Jumat 22 Juni 2012, dibuka oleh Direktur RS Panti Nugroho dan PMPK FK UGM. Dalam penyampaian kata sambutannya untuk kegiatan, dr. Tandean Arif W selaku Direktur Rumahsakit Panti Nugroho menyampaikan bahwa dalam kegiatan ini melibatkan karyawan serta staf RS Panti Nugroho, serta dari RS Panti Rapih, RS Panti Rini, RS St. Elizabeth Ganjuran dan AKPER Panti Rapih, dalam upaya untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi bencana agar bisa siaga dalam menghadapi bencana. Karena seperti yang kita ketahui bahwa bencana di Yogyakarta sekarang sering terjadi seperti gempa bumi, merapi meletus dan kecelakaan misal lainnya.
Sambutan kedua sekaligus penyampaian Pengantar Workshop oleh Prof. dr. Laksono Trisnantoro, M.Sc, Ph.D. Beliau menjelaskan bahwa bencana merupakan masalah besar, karena itu kita mengadakan pelatihan untuk hal yang tidak kita inginkan. Tapi kita tidak berharap seperti itu, namun kita harus siap apalagi melihat siklus bencana saat ini. Kita tidak bisa memprediksi kapan, tapi ketika bencana itu datang, kita bisa siap, terutama dalam RS mempersiapkan diri bagaimana menanggulangi dan siap dalam situasi apapun juga. Ini yang kita sebut dengan Hospital Disaster Plan. Dalam konteks landasan hukum, RS diharapkan siap mempunyai HDP karena memang perlu untuk pencegahan kecelakaan dan penanggulangan bencana. Hospital Disaster Plan tidak hanya bersumber pada dokumen, tapi juga pelatihan-pelatihan yang diterapkan untuk RS. Jangan sampai kita hanya punya dokumen saja, tapi juga simulasi agar kita benar-benar siap. Tujuan dari kegiatan ini adalah peserta diharapkan memahami kesiapan dalam penanggulangan bencana, mampu membuat POA dan akhirnya mampu menerapkan HDP di RS
Pembahasan Sesi I :
Kerangka Konsep Bencana dan Manajemen Bencana
dr. Sulanto Saleh Danu, Sp.FK
Materi pertama mengenai “Kerangka Konsep Bencana Dan Manajemen Bencana” disampaikan oleh dr. Sulanto Saleh Danu, Sp.FK, dengan tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran materi pertama ini adalah agar peserta memahami dan mengerti tentang konsep dasar bencana, upaya penanggulangan bencana, organisasi, mekanisme kerja, dan sumberdaya, dapat menganalisa kejadian bencana serta dapat mengorganisasi upaya penanggulangan bencana. Beliau menjelaskan bahwa kita berada pada daerah yang sering terjadi gempa, sehingga sekarang sudah dibuat UU yaitu UU 24/2007 tentang penanggulangan bencana. Dari sini kita lihat bahwa bencana dibagi menjadi 3 yaitu alam (gempa, gunung meletus, topan, kekeringan banjir dan tanah longsor), non alam (gagal teknologi, gagal modernisasi, epidemic dan wabah penyakit) dan sosial (ulah manusia seperti konflik social/komunitas). Kita juga harus berhati-hati terhadap remaja, karena sekarang ini masih sering terjadi tawuran yang bisa mengakibatkan bencana juga. Bencana sendiri suatu kejadian dari luar yang besar dan membutuhkan bantuan dan berpengaruh bagi luar. Seperti kebakaran yang tidak hanya membutuhkan bantuan dari dalam tapi juga bantuan dari luar. Tapi, jari terpotong belum tentu bencana, karena mungkin bagi diri sendiri itu bencana, tapi belum tentu bagi orang lain.
Bencana adalah interaksi antara bahaya dan penduduk. Beberapa kata yang terkait dengan bencana adalah: kelemahan (vulnerability), resiko (risk), bencana (disaster), kegawatdaruratan (emergency). Adapula istilah mengenai mitigasi yaitu upaya yang dilakukan untuk mengurangi dampak yang terjadi akibat bencana dengan menggunakan teknologi inovatif, atau suatu alternatif yang dilakukan sebelum adanya kerusakan. Manajemen bencana bertujuan agar bisa meminimalisasi kerugian akibat bencana. Dalam manajemen ini tidak hanya ditingkat direksi tapi juga sampai ke tingkat paling bawah. Dalam organisasi tim bencana ada beberapa yang perlu diperhatikan dan pikirkan, yaitu manajemen, adminstrasi, operasional, logistik dan perencanaan
Pembahasan Sesi II:
Overview Hospital Disaster Plan
Dr. Sulanto Saleh Danu, Sp.FK
Penyampaian materi kedua mengenai Overview Hospital Disaster Plan (HDP) yang disampaikan oleh dr. Sulanto Saleh Danu, Sp.FK. Dijelaskan bahwa dalam HDP ada bencana yang menyebabkan RS menjadi chaos dan tindakan tidak mencukupi serta terjadi kepanikan padahal harusnya menolong pasien sehingga menyebabkan outcome yang jelek. Tentunya tindakan-tindakan ini memerlukan dokter dan dukungan perawat yang terampil dan di manage dengan baik. Tujuan dari HDP ini sendiri agar dapat memberikan pelayanan medis secara tepat dan efektif secara maksimal untuk menekan morbiditas akibat bencana dengan cara mensiagakan seluruh staf dan sumber daya RS supaya bisa bekerja secara efektif dalam segala kondisi. Untuk penanganan korban dalam jumlah banyak bisa dilakukan dengan cara surge capacity – capability yaitu dengan meningkatkan kapasita penerimaan, penanganan pasien secara individu, tetap melanjutkan perawatan pasien yang sudah ada, mengelola pekerjaan tambahan akibat bencana serta menyiapkan logistik, bukan hanya medical logistic untuk pasien tapi juga untuk petugas.
Selain itu juga dijelaskan bahwa jika terjadi bencana internal dalam RS, fungsi HDP bisa memberikan manfaat melindungi kehidupan, lingkungan dan property yang ada terhadap kerusakan lebih lanjut yaitu dengan cara menjalankan prosedur penanggulangan bencana, staf RS menjalankan tugas masing-masing, meminta bantuan dari luar, mengembalikan fungsi pelayanan secepat mungkin. Dalam tahap penyusunan HDP, kita mulai dengan membuat kebijakan, dan menganalisa kemungkinan yang akan terjadi. Setelah itu, kita harus membuat emergency disaster plan. Kemudian, setelah rencana itu terbentuk, maka pimpinan mensosialisasikan pelatihan-pelatihan bagi seluruh karyawan RS dan selanjutnya kita monitor serta evaluasi hasil perencanaan tersebut. Kekurangan dalam perencanaan itu bisa diperbaiki secepatnya. Setiap intervensi wajib kita lakukan monitor dan evaluasi.
Pembahasan Sesi III :
Pengorganisasian dalam Bencana
dr. Hendro Wartatmo, Sp.B KBD
Materi ketiga “Pengorganisasian dalam Bencana” disampaikan oleh dr. Hendro Wartatmo, Sp.B KBD. Beliau menyatakan bahwa dalam bencana ada filosofi yang harus kita ketahui yaitu kekacauan itu tidak bisa kita cegah. Adanya HDP bukan untuk mencegah kekacauan tersebut, melainkan menyelesaikan akibat dari bencana itu secepat mungkin. Bedanya yang sudah punya plan dan yang belum punya plan adalah waktu kekacauan tersebut. Yang sudah punya plan pasti kekacauannya lebih cepat terselesaikan daripada yang tidak punya plan. Dasar pemikirannya adalah mengorganisasikan kembali petugas-petugas yang ada untuk menyiapkan HDP, sehingga tidak perlu mencari orang-orang baru untuk mengisi tim itu. Struktur dalam pengorganisasian bencana ini jangan sampai terlalu rumit tapi cukup istilah miskin struktur, kaya fungsi. Struktur ini diharapkan dapat sesederhana mungkin tapi bisa bekerja secara maksimal. Untuk memudahkan pekerjaan, diharapkan bisa membuat checklist. Checklist ini berfungsi untuk mengingatkan petugas ketika menghadapi bencana. Saat ini mungkin ingat apa yang harus dilakukan ketika bencana. Tapi ketika bencana itu tiba, semua orang bisa panic dan bisa lupa apa yang harus dilakukan. Dalam menyusun struktur organisasi, jangan semua dilimpahkan ke direktur atau wakil direktur. Hal ini dikarenakan direktur ataupun wakilnya tidak berada ditempat setiap saat. Yang dibutuhkan adalah orang-orang atau petugas yang ada setiap saat, 7 hari seminggu 24 jam sehari. Ini bisa terjadi, contohnya dokter jaga di UGD. Orangnya bisa berubah-ubah, tapi jabatannya sama. Jadi, prinsipnya penanggulangan bencana, organisasinya bisa diaktifkan oleh level yang serendah mungkin. Selain itu, jangan buat organisasi baru, karena perlu diingat, dalam keadaan bencana, aktifitas sehari-hari masih bisa berjalan.
Pembahasan Sesi IV :
Fasilitas Rumah Sakit dalam Bencana
dr. Bella Donna, M.Kes
Materi keempat mengenai “Fasilitas Rumah Sakit dalam Bencana” disampaikan dr. Bella Donna, M.Kes. Disampaikan bahwa dalam HDP, bencana itu dibagi dua yaitu internal (bagaimana RS menanggulangi bencana dari dalam RS) dan eksternal (bagaimana RS menanggulangi bencana di luar RS dengan mengirim tim ke RS lain dan menerima korban bencana). Salah satu fasilitas yang harus disiapkan salah satu contohnya di UGD, beberapa hal yang perlu disiapkan dengan contoh warna untuk skala prioritas dalam triage. Beberapa Fasilitas yang disiapkan antara lain yaitu dari aspek General, Victims Management, Supporting Facilities. Selain itu, untuk para pasien juga diberikan fasilitas – fasilitas yang memadai, jangan lupa makanan untuk semua pasien dan petugas yang ada. Di pos komando, fasilitas yang diharapkan ada komunikasi internal dan eksternal, radio dan televise, peta RS dan daerah, tenaga listrik gawat darurat, toilet, makanan dan minuman, papan dan bolpen, lampu senter dan baterei tambahan, persediaan alat tulis. Sedangkan untuk operasional: peralatan triage,alat tulis, emergency kit dan lain-lainnya. Surge capacity adalah kemampuan memenuhi kecukupan personil, supply dan peralatan, fasilitas, serta, serta sistem agar dapat memberikan pelayanan yang memadai dihadapkan kebutuhan segera dengan adanya arus pasien yang besar akibat bencana. Dalam surge capacity ada 4 hal yang diperlu diperhatikan yaitu Staf, Peralatan, Struktur dan Sistem