Entries by admin

Penyusunan Laporan Keuangan Rumah Sakit BLUD

[info_post_meta]

Workshop
“Penyusunan Laporan Keuangan Rumah Sakit BLUD”

28 -30 Januari 2013
Hotel T-More, Kupang
i.underline

BLUD1Dalam rangka peningkatan kapasitas SDM di lingkungan rumah sakit terutama pada bagian Akuntansi, PMPK FK UGM bekerjasama dengan AIPMNH mengadakan workshop “Penyusunan laporan keuangan rumah sakit BLUD”. Workshop ini diadakan di Hotel T-More, Kupang, Nusa Tenggara Timur selama tiga hari di mulai 28 Januari 2013 sampai dengan 30 Januari 2013. Workshop ini dihadiri oleh 12  peserta dari enam rumah sakit daerah di provinsi Nusa Tenggara Timur, antara lain RSUD Soe, RSUD Umbu Rara Meha Waingapu, RSUD Eka Pata Waikabubak, RSUD Kefamenanu, RSUD Atambua dan RSUD Lewoleba Lembata. Workshop ini menghadirkan narasumber yang sama dengan narasumber untuk pelatihan jarak jauh yang sudah dilaksanakan pada akhir tahun 2012 yang lalu, yakni Dr. Anastasia Susty Ambarriani M.Si., Akt. , Yos Hendra SE, MM, Akt. dan Barkah Prasetyo SE, Akt.

BLUD2Kegiatan workshop untuk mendukung kegiatan yang diharapkan dari luaran PML yaitu mempersiapkan 11 RSUD di NTT menjadi BLUD. Sesuai amanah Undang-Undang No 44 tahun 2009, tentang Rumah Sakit pasal 7 dan pasal 20, maka seluruh rumah sakit pemerintah harus dijalankan dengan menggunakan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Sebagai BLUD, maka RSUD diharuskan menyusun laporan keuangan berbasiskan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Sesuai dengan amanat peraturan Permendagri No. 61  Tahun 2007, Pasal 116 dan Pasal 117 yang menjelaskan Akuntansi dan pertanggungjawaban BLUD untuk keuangan. BLUD sebagai sebuah badan usaha dapat dikatakan telah dikelola secara baik bila telah memenuhi prinsip-prinsip independen, responsibel, transparan dan akuntabel. Guna diperolehnya laporan pertanggungjawaban yang memenuhi standar akuntansi keuangan yang lazim tersebut, diperlukan adanya suatu penelaahan (review) terhadap sistem informasi akuntansi yang ada agar selaras dengan tujuan dan pelaporan keuangan organisasi.

BLUD3Pada workshop kali ini, antusiasme peserta terlihat dari diskusi yang aktif, baik antar peserta maupun dengan narasumber. Workshop diisi dengan konsep-konsep dasar disertai latihan penyusunan laporan keuangan yang memberikan pada peserta kesempatan untuk memahami secara praktek. Dikarenakan sudah terbiasa menggunakan standar akuntansi pemerintahan (SAP) dalam kegiatan rutinitas kerjanya, peserta sedikit mengalami kesulitan dalam latihan penyusunan laporan keuangan berbasis SAK, meskipun demikian mereka tampak bersemangat dalam berusaha memahami standar penyusunan laporan keuangan berbasis SAK. Dalam workshop ini, peserta diminta untuk menyusun chart of account (COA) atau Kode Rekening masing-masing rumah sakit, dan latihan penyusunan laporan keuangan, yaitu neraca, laporan operasional dan laporan arus kas. Format workshop yang berbentuk diskusi dan pemaparan hasil latihan, diharapkan mampu memberikan kesan mendalam untuk peserta sehingga dapat selalu mengingat hal-hal yang tidak tepat dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dalam workshop kali ini, sehingga tidak terulang pada saat ketika benar-benar menjalankannya nanti.

Harapan dari workshop ini, antara lain agar peserta dapat memahami sistem informasi akuntansi rumah sakit, peserta dapat memahami dan mampu untuk menyusun laporan keuangan berbasis SAK sesuai amanah Permendagri No. 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Badan Layanan Umum Daerah. Workshop dengan materi yang sama selanjutnya akan diadakan pada 7-9 Januari 2013 di Maumere untuk lima rumah sakit daerah di Provinsi Nusa Tenggara Timur khususnya yang berlokasi di Pulau Flores. Workshop tersebut akan diikuti dari RSUD Ruteng, RSUD Bajawa, RSUD Larantuka, RSUD Ende dan RSUD TC Hillers Maumere.

Unduh Materi

Seminar Harapan Direktur terhadap Perilaku Dokter

Seminar

Harapan Direktur terhadap Perilaku Dokter Spesialis

dan Dokter di RS Puri Indah dalam Konteks Sistem Kontrak Kerja”

 

i.underline

puri2Seminar ini diselenggarakan untuk memaparkan pengalaman RS Puri Indah dalam mengelola tenaga medis (dokter dan dokter spesialis) agar menjadi bahan pembelajaran bagi manajer RS lainnya serta mahasiswa S2 Manajemen RS yang berminat dengan topik ini. Seminar ini menghadirkan pembicara tunggal dr. Mus Aida, MARS sebagai direktur RS Puri Indah dengan moderator Prof. Laksono Trisnantoro, MSc, PhD dari PMPK FK UGM/MMR FK UGM.

Pada bagian awal dr. Mus Aida menjelaskan mengenai pentingnya hospital bylaws. Ada Permenkes RI No. 755/Menkes/PER/IV/2011 mengenai Medical Staff Bylaws yang didalamnya mengatur mengenai hal ini, yaitu pada Bab III mengenai Peraturan internal staff medis, dan pasal 15. Disebutkan bahwa komite medik dibentuk oleh direktur RS. Komite Medik memang memegang kewenangan tertinggi dalam hal keputusan medik, namun dalam keadaan darurat direktur RS dapat memberikan surat penugasan klinis tanpa rekomendasi komite medik.Dokter harus diperlakukan sebagai sebagai mitra dengan status mitra kontrak. Masa kontrak awal adalah untuk periode satu tahun, dan selanjutnya dapat dikontrak per 3 tahun. Transparansi menjadi hal yang sangat penting di RS. Melakukan transparansi pada keluarga pasien ada seninya, untuk melindungi RS dan dokter apabila terjadi komplain dari keluarga pasien sehingga bisa meminimalisir kerugian.

Direktur RS tidak boleh takut untuk memberikan keputusan apabila ada dokter senior yang melakukan kesalahan di RS.Yang penting direktur RS didukung oleh evidence(evidence based decision) yang banyak dan kuat untuk berargumentasi terhadap dokter. Apabila ada dokter yang sudah mengganggu proses pelayanan kesehatan kepada pasien maka cari bukti-bukti kesalahannya. Direktur harus tegas dan langsung memecat dokter yang bersangkutan. Masalah tarif dapat dibicarakan apabila ada dokter yang memang mutunya bagus memberikan pelayanan kepada pasien. Tetapi apabila telah mengganggu mutu pelayanan RS maka seharusnya tidak ada kompromi lagi. Kasus/masalah dengan keluarga pasien harus segera ditangani, bahkan diupayakan selesai saat pasien masih dirawat di RS. Apabila telah keluar RS maka akan sulit urusannya karena adanya pengaruh dari lawyer, keluarga yang lain dan lain-lainnya. Setiap bulan ada pantauan mengenai jumlah pasien yang ditangani oleh setiap dokter sehingga mengetahui tahu grafiknya menurun atau tidak. Apabila naik maka dokter akan diberikan insentif lebih tetapi apabila menurun maka dokter tersebut diajak berdiskusi mengenai masalah yang menyebabkan kinerjanya menurun.

Biaya yang dikeluarkan oleh RS untuk menangani komplain pasien harus dipantau dan diinformasikan pada dokternya.Dengan demikian, dokter yang bersangkutan tahu berapa kerugian RS yang telah ditimbulkan akibat penanganan yang buruk pada pasien. Apabila keadaan ini terus berlangsung maka dokter tersebut harus di ganti. Harapan direktur adalah terdapatnya good governances di RS yang diwujudkan dalam bentuk:

1. Dokter memperhatikan visi, misi, nilai-nilai dan moto RS dalam bekerja

2. Dokter mematuhi PKS-Kemitraan RS-Dokter

3. Dokter mematuhi medical staff bylaws, tata kelola klinis, SPM, Standar Akreditasi yang telah ditempuh oleh RS (standar KARS, JCI atau lainnya)

4. Dokter menjunjung tinggi kode etik kedokteran

5. Dokter berperan serta dalam kegiatan RS

Pada sesi diskusi peserta seminar diberikan kesempatan untuk bertanya atau berkomentar dan narasumber juga diberi kesempatan untuk menjawab atau memberikan tanggapan.

Berikut ini adalah catatan dari diskusi tersebut :

1. Apakah memang harus tarik ulur untuk kontrak seorang dokter apabila daya tarik pasiennya masih rendah?

RS harus berupaya mencari dokter yang punya nama sehingga dapat jadi magnet bagi pasien. Pada saat ini RS kemudian pelan.pelan membenahi sistemnya, namun jangan terlalu ketat dalam menerapkan peraturan. Bagaimana mendorong agar RS menjadi baik ?Jangan membuat pasien datang karena dokternya, namun bualah pasien datang karena memang RS-nya bagus. Buatlah institusimu itu bagus dan diketahui oleh pasien sehingga pasien mengetahui hal tersebut. Tunjukkan pada pasien bahwa apabila datang ke RS itu ada jaminan terhadap rasa aman dan nyaman, bersih(cuci tangan dokter/pasien safety).Contoh: dokter dan perawat harus mendemontrasikan dan mengkomunikasikan kepada pasien saat mencuci tangan. Hal ini untuk memberi keyakinan pada pasien bahwa tindakan tersebut (mencuci tangan) penting untuk menjaga keselamatan pasien. Pasien akan kembali dengan sendirinya apabila membutuhkan layanan kesehatan di RS. Pasien juga akan memberitahukan kepada masyarakat bahwa RS kita profesional dan akan menaikkan daya tarik RS kita. Jika ada dokter yang nakal maka sebaiknya dokter yang bersangkutan “dielus-elus” dulu baru kemudian “digerus” pelan-pelan. Apabila institusi sudah bagus maka dokter yang akan cari intitusi kita(RS).

2. Apakah apabila untuk kasus-kasus sulit rs boleh menolak pasien ataupun rujukan pasien dari RS lain?

RS mempunyai hak menolak apabila tidak mempunyai fasilitas perawatan dan dokter yang cukup memadai. RS wajib merujuk apabila tidak mampu melakukan pelayanan,namun RS tidak boleh menolak apabila terjadi keadaan darurat.

3. a. Apakah perlu ada pembianaan rohani?

RSPI memiliki kegiatan rohani dan itu memang sangat penting ada di dalam RS. Jika seseorang beriman, maka dia akan takut pada Tuhan sehingga akan melakukan tindakan secara hati-hati. Sangat merugi apabila tidak ada kegiatan rohani di suatu RS.Pada setiap pegawai RS harus menekankan bahwa bekerja di RS adalah amanah dan takutlah pada Tuhan.

3. b. Bagaimanakah menurut ibu sebagai praktisi kesehatan apakah kurikulum yang harus ditambahkan di dalam pembelajaran kedokteran?

Komunikasi dan etika sebaiknya lebih spesifik dan lebih aplikatif di dunia RS, misalnya lebih banyak porsi kasus-kasus, sedangkan teori sedikit saja.

3.c. Bagaimana mendapatkan dokter tetapi tidak full time?

Untuk memenuhi hak pasien kita harus menyuguhkan dokter yang terbaik. Tarif bisa dikompromikan, namun mutu pelayanan tidak bisa. Pasar yang akan menentukan tarif kualitas seorang dokter.

4. a. bagaimana dengan biaya untuk pelatihan dokter, apakah dibiayai RS ataukah biaya sendiri?

RS membiayai pelatihan untuk dokter full time saja.

4. b. Apakah dalam kepemimpinan harus butuh manajemen yang baik?

Ada tiga hal yang penting dalam menjadi seorang pemimpin, yaitu manajemen, spiritual danemosional.Ketiga komponen tersebut harus baik, sehingga pemimpin tersebut mempunyai empati kepada pasien, keluarga pasien dan seluruh karyawan dan staf yang bekerja di RS.

Kesimpulan: Sebuah RS yang tangguh dan bisa bertahan didalam persaingan yang ketat sekarang ini adalah RS yang yang baik.Pasien datang ke RS bukan karena dokternya tetapi karena RS-nya memang baik. Seorang direktur RS harus tegas kepada semua dokter tanpa terkecuali.Tidak memandang itu dokter junior ataupun senior. Seorang pemimpin harus memiliki tiga hal penting yaitu memiliki manajemen, spiritual dan emosional yang baik.

Unduh Materi :

Pembukaan Pameran Ilmiah Pengalaman FK UGM dalam Berbagai Bencana dan Kurikulum Bencana di Pendidikan Kedokteran S1 dan S2 UGM

[info_post_meta]

Pembukaan Pameran Ilmiah

Pengalaman FK UGM dalam Berbagai Bencana dan
Kurikulum Bencana di Pendidikan Kedokteran S1 dan S2 UGM

10-13 desember 2012
Lobby auditorium FK UGM

i.underlinepameran1Pokja Bencana FK UGM bekerjasama dengan Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK) FK UGM, Divisi Manajemen Bencana mempersembahkan sebuah Pameran Ilmiah dalam rangka mendukung Pelaksanaan Blok 4.2 (Health System and Disaster Manajement), Program S1 Pendidikan Kedokteran. Pameran dengan tema “Pengalaman FK UGM Dalam Berbagai Bencana dan Kurikulum Bencana Di Pendidikan Kedokteran Program S1 Dan S2 UGM” merupakan bentuk penyebaran pengetahuan dan gambaran kepada peserta, khususnya mahasiswa FK UGM mengenai pengalaman dalam penanganan bencana yang telah dilakukan, agar bisa memberikan bentuk inovasi dalam penanggulangan bencana ke masa depan. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 10–13 Desember 2012 di Lobby Auditorium FK UGM. Pameran yang dilaksanakan kali ini adalah Pameran Ilmiah kedua, dan akan menjadi program kerja rutin yang akan dilaksanakan setiap tahun.

Pengalaman yang ditampilkan dalam pelaksanaan kali ini adalah mengenai penanggulangan bencana dari beberapa kejadian bencana yang terjadi di Indonesia, seperti kejadian Tsunami Aceh, Gempa Padang, serta Bencana Letusan Gunung Merapi di Yogyakarta. Bencana-bencana tersebut menyebabkan kerugian baik material maupun korban jiwa. Dari beberapa kejadian bencana yang telah terjadi, melibatkan Tim yang Expert dan berkompeten dari FK UGM dan RS Sardjito dalam upaya penanganan bencana yang terjadi, dan menjadikan sebagai dasar lesson learned dalam proses pembelajaran untuk Manajemen Bencana di Perguruan Tinggi, khususnya untuk Mahasiswa FK UGM dengan harapan mahasiswa FK UGM bisa melihat aspek manajemen bencana dari Tim yang mengikuti kegiatan penanganan bencana tersebut.

Topik pameran dari stand Pokja Bencana FK UGM, ada 6 topik besar yaitu, mengenai kerangka konsep manajemen bencana, fase bencana yang diikuti oleh Tim dari RS Sardjito dan FK UGM dalam kegiatan penanggulangan bencana yang pernah terjadi di Indonesia, yaitu :

1) fase respon (kegiatan yang diikuti oleh Tim Sardjito dan FK UGM pada Bencana Gempa Padang dan Letusan Gunung Merapi melakukan medical dan management support);

2) fase recovery (Tsunami Aceh dengan melakukan perencanaan dan penguatan system manajemen rumahsakit serta melakukan pelatihan-pelatihan seperti General Emergency Life Support (GELS), Pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat (PPGD), Persiapan Pelayanan Psikologis, Pelatihan MTBS);

3) Fase Preparedness, kegiatan pelatihan dan workshop mengenai penanggulangan bencana di rumah sakit dan daerah, kurikulum bencana yang ada pada Program S1 dan S2 UGM serta penelitian dari tim Pokja FK UGM yang pernh dipresentasikan pada forum internasional.

Kegiatan pameran ini juga akan di ikuti oleh beberapa LSM yang aktif dalam kegiatan penanggulangan bencana, seperti: Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC), Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Yogyakarta dan Komunitas Merapi.

pameran2Pembukaan acara pameran dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 10 Desember 2012, Pukul 10.00 – 10.30 WIB yang diisi oleh Pidato Sambutan oleh dr. Hendro Wartatmo, SpB.KBD, selaku Konsultan Senior Divisi Manajemen Bencana PMPK FK UGM dan Prof. dr. Adi Utarini, M.Sc., MPH., Ph.D, selaku Wakil Dekan Bidang, Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerja Sama.

Dalam pidato sambutannya, dr. Hendro Wartatmo, SpB.KBD menyampaikan bahwa pameran yang dilaksanakan kali ini untuk mempublikasikan apa yang sudah kami lakukan selama ini dalam pengelolaan bencana yang terjadi di Indonesia. UGM merupakan satu-satunya yang merintis kegiatan semacam ini atau bisa dikatakan sebagai pemula sebagai Uiniversitas yang peduli kepada bencana dan memiliki dan mengembangkan kurikulum dalam kebencanaan. Kegiatan pertama yang kita lakukan sejak gempa dan tsunami tahun 2004, berlanjut gempa tahun 2006 hingga saat ini. Dulu kami sebagai Divisi Bencana PMPK F UGM dan sekarang telah berubah menjadi Pokja Bencana FK UGM sehingga kegiatannya pun menjadi lebih luas.

Sambutan sekaligus pembukaan acara pameran secara resmi oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Kerja Sama Wakil Dekan Bidang Prof. Adi Utarini, M.Sc., MPH., Ph.D. Beliau menyampaikan bahwa bentuk dukungan FK UGM dalam manajemen bencana adalah salah satunya dengan mengembangkan kurikulum kebencanaan pada beberapa Prodi seperti Kedokteran Umum, keperawatan, dan gizi. Hal ini ditujukan dalam upaya mengajarkan kewaspadaan kepada mahasiswa dan antisipasi kejadian bencana.

Acara pembukaan pameran secara simbolis dengan pemotongan rangkaian bunga di depan pintu masuk Pameran Pokja Bencana FK UGM yang didamping oleh tim Pokja Bencana dan perwakilan dari tim PMI, Komunitas Merapi dan MDMC.

Classical Jazz Night 2012

Classical Jazz Night 2012

Spring – Antonio Vivaldi

Classical Jazz Night 2012 merupakan salah satu kegiatan dalam rangkaian Dies Natalis FK UGM ke-66 dan HUT RSUP Dr. Sardjito ke-30.

Healthcare World Asia Conference I, Singapore

Healthcare World Asia Conference I, Singapore

Healthcare World Asia, perhelatan tahunan untuk para manajer dan investor di bisnis perumahsakitan di Asia, tahun ini digelar di Singapore tanggal 26-29 November 2012. Pertemuan yang bertempat di Marina Bay Expo & Convention Center ini diikuti oleh ribuan peserta dan ratusan tenant peserta pameran dari seluruh Asia. Bahkan ada juga yang berasal dari Eropa dan Amerika.